Keterbatasan dan Harapan
“Hari orang berkesusahan buruk
semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta”.
Amsal 15:15
Tak terasa kita telah tiba di
penghujung akhir bulan Februari, tentu sudah banyak hal yang telah kita alami
sepanjang bulan ini. Bulan februari yang identik dengan bulan penuh cinta,
bulan penuh kenangan manis atau juga penuh dengan kenangan pahit, dan bulan
yang selalu pendek harinya. Tentu kita masih menyimpan dan mengingat
serpihan-serpihan kisah nan romantis yang terjadi di bulan februari. Dan besok
tentunya kita mengawali lagi dengan bulan baru tentu juga dengan
harapan-harapan yang baru.
Kita tidak tahu apa yang terjadi pada esok hari di bulan yang
baru, namun yang pasti tidak ada pebedaan dengan hari-hari sebelumnya, semuanya
sama saja. Toh kita akan tetap bekerja, kita akan tetap sekolah, kita akan
tetap ujian, kita akan tetap bayar cicilan, kita akan tetap kuliah, kita akan
tetap menghadapi bos, dan masih banyak lagi yang membawa kita kepada titik
kejenuhan. Jika demikian apa yang harus kita lakukan? Apakah kita berdiam
saja?Atau kita tetap biasa-biasa saja, entahlah hanya kita yang tahu.
Dalam sebuah kesempatan saya pernah menjumpai dua orang ibu yang
selalu memiliki hati yang gembira.Hampir tidak pernah saya mendengarkan tentang
keluh kesahnya, semua pekerjaannya dilakukan dengan senang hati, harus memasak,
bersihkan rumah, menjahit, membuat baju, mengantar anak-anak ke sekolah,
mencuci baju, mengurus suami dan semuanya dilakukan dengan baik. Setiap kali
jika saya bertemu dengan ibu ini maka ada sukacita yang saya alami seolah-olah beban dan rasa jenuh
itu hilang. Wah… ini hal yang luar biasa.
Amsal 15 :15 mengatakan “Hari orang berkesusahan buruk semuanya,
tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” Apa yang kita dapat
pelajari dari ayat ini dan kisah dua ibu tadi? Yaitu kita diminta untuk
mengawali hari ini dengan hati yang penuh dengan sukacita, hati yang tidak
pernah mengeluh dengan keadaan, hati yang benar-benar di jamah oleh Tuhan,
sehingga kita dapat menjadi berkat untuk orang lain, seperti kedua ibu tadi
yang hatinya selalu berpesta. (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)