Jumat, 28 Februari 2014

Keterbatasan dan Harapan

“Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta”.
Amsal  15:15

Tak terasa kita telah tiba di penghujung akhir bulan Februari, tentu sudah banyak hal yang telah kita alami sepanjang bulan ini. Bulan februari yang identik dengan bulan penuh cinta, bulan penuh kenangan manis atau juga penuh dengan kenangan pahit, dan bulan yang selalu pendek harinya. Tentu kita masih menyimpan dan mengingat serpihan-serpihan kisah nan romantis yang terjadi di bulan februari. Dan besok tentunya kita mengawali lagi dengan bulan baru tentu juga dengan harapan-harapan yang baru.
Kita tidak tahu apa yang terjadi pada esok hari di bulan yang baru, namun yang pasti tidak ada pebedaan dengan hari-hari sebelumnya, semuanya sama saja. Toh kita akan tetap bekerja, kita akan tetap sekolah, kita akan tetap ujian, kita akan tetap bayar cicilan, kita akan tetap kuliah, kita akan tetap menghadapi bos, dan masih banyak lagi yang membawa kita kepada titik kejenuhan. Jika demikian apa yang harus kita lakukan? Apakah kita berdiam saja?Atau kita tetap biasa-biasa saja, entahlah hanya kita yang tahu.
Dalam sebuah kesempatan saya pernah menjumpai dua orang ibu yang selalu memiliki hati yang gembira.Hampir tidak pernah saya mendengarkan tentang keluh kesahnya, semua pekerjaannya dilakukan dengan senang hati, harus memasak, bersihkan rumah, menjahit, membuat baju, mengantar anak-anak ke sekolah, mencuci baju, mengurus suami dan semuanya dilakukan dengan baik. Setiap kali jika saya bertemu dengan ibu ini maka ada sukacita yang  saya alami seolah-olah beban dan rasa jenuh itu hilang. Wah… ini hal yang luar biasa.
Amsal 15 :15 mengatakan “Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” Apa yang kita dapat pelajari dari ayat ini dan kisah dua ibu tadi? Yaitu kita diminta untuk mengawali hari ini dengan hati yang penuh dengan sukacita, hati yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan, hati yang benar-benar di jamah oleh Tuhan, sehingga kita dapat menjadi berkat untuk orang lain, seperti kedua ibu tadi yang hatinya selalu berpesta.  (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)