Selasa, 18 Februari 2014

Sejarah Berdirinya Korps Towua

CATATAN SEJARAH
      Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil Tuhan Yesus Kristus dari kegelapan kepada persekutuan terang Injil. Orang-orang yang telah dipanggil itu dikuduskan, ditetapkan, dan diberi mandat untuk melaksanakan tugas pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Dengan demikian, tugas utama gereja selain untuk menggembalakan adalah untuk mewartakan kedatangan-Nya yang kedua kalinya.
Gereja Bala Keselamatan sedunia adalah bagian dari gereja Tuhan yang universal yang juga dipanggil, dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan Amanat Agung Kristus itu bersama dengan gereja-gereja Tuhan yang universal. Pelayanan Gereja Bala Keselamatan yang telah berusia seratus empat puluh lima tahun tersebut telah melaksanakan tugasnya di lebih dari seratus dua puluh negara di seluruh dunia. Di Indonesia, pelaksanaan tugas marturia tersebut telah dilaksanakan selama seratus enam belas tahun. Pelayanan ekklesia tersebut dilakukan secara holistik dengan juga melaksanakan tugas koinonia, diakonia dan edukasi.
Visi dan ambisi Jenderal William Booth dan Catherine Booth adalah penjangkauan dan pemenangan jiwa-jiwa, serta meluaskan Kerajaan Allah di dalam dunia. Jenderal Booth memiliki cara pandang yang sangat luas. Allah mengaruniakan visi untuk melihat Injil secara utuh. Dengan demikian Injil bukanlah sekedar pewartaan Firman, melainkan juga pemenuhan kebutuhan hidup bagi mereka yang tidak beruntung. Injil, bagi Booth, sebagaimana yang dipelajarinya dari Tuhan Yesus Kristus bukanlah sekadar kata tetapi juga karya nyata. Inilah yang membuat Bala Keselamatan tampil dalam perbedaaan yang nyata sekalipun esensi ekklesiologinya sama.

      Khusus untuk pelayanan Gereja Bala Keselamatan di Sulawesi Tengah, telah dilaksanakan selama sembilan puluh tujuh tahun. Pelayanan yang dilaksanakan di Sulawesi Tengah lebih banyak dilakukan di daerah pedesaan. Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah telah memiliki tiga gereja besar dan satu pos pelayanan. Beberapa pelayanan institusional lainnya adalah: Rumah Sakit Umum Woodward, Akademi Keperawatan, Panti Asuhan Putri Sejahtera, Sekolah Bala Keselamatan di Towua, Sekolah Tinggi Teologi, dan Radio Cakrawala. Jika dibandingkan antara jumlah tahun pelayanan dengan pengembangan institusi, maka perkembangan yang ada terhitung lamban. Rasionalnya adalah, jika setiap tahun, suatu gereja dikembangkan, maka hingga saat ini sedikitnya terdapat delapan atau sembilan gereja utama. Sedangkan pelayanan institusi lain yang non-gereja adalah merupakan pengembangan institusi gereja yang ada. Dalam kurun waktu sembilan puluh tahun, Gereja Bala Keselamatan di Palu baru memiliki tiga jemaat besar. Memperhatikan keadaan tersebut, maka perlulah dibuka atau dikembangkan satu jemaat baru di kota Palu.
Apa yang diuraikan dalam tulisan ini bukanlah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional semata, namun adalah karena kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus yang menghendaki pengembangan gereja-Nya. Yang dituliskan dalam proposal ini adalah merupakan wujud keterbebanan akan panggilan untuk pelaksanaan Amanat Agung Yesus Kristus dan juga visi Allah bagi dunia. Selain itu, merupakan bagian dari tanggung jawab untuk mengembangkan pekerjaan organisasi. Pembukaan Gereja Bala Keselamatan Towua merupakan bagian dari pelaksaan tanggung jawab tersebut.

MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan pembukaan gereja baru tersebut adalah:
  1. Melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dalam Injil Matius 18:19, 20 dan Injil Matius 16 supaya terlihat benar bahwa misi penginjilan tersebut dilaksanakan oleh gereja Bala Keselamatan.
  2. Melaksanakan kehendak Roh Kudus yang merupakan Oknum ketiga dalam Tritunggal yang dalam keesaan-Nya dengan Allah Bapa dan Allah Anak telah mengembangkan gereja sejak awal supaya manifestasi karya Roh Kudus dapat terlihat dalam gereja baru yang dikembangkan.
  3. Melaksanakan tanggung jawab gereja secara organisastoris yakni mengembangkan gereja Tuhan di tengah kemajuan zaman supaya dunia dapat menyaksikan bagaimana gereja mengembangkan dirinya dalam kekuatan Roh Kudus.
  4. Mengakomodasi jemaat-jemaat yang dapat bergereja ke gereja-gereja Bala Keselamatan yang ada mengingat faktor tempat, jarak, waktu, keuangan, dan faktor lain yang tidak bisa dijelaskan supaya jemaat-jemaat yang ada tersebut dapat bergereja di gereja Bala Keselamatan yang baru dibuka.
  5. Menyiapkan tempat pelayanan bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu supaya para mahasiswa dapat menerapkan segenap ilmu dan iman yang mereka miliki selama mereka belajar di Sekolah Tinggi Teologi.
  6. Memberikan peluang pelayanan kepada lebih banyak orang supaya talenta, panggilan pelayanan, dan komitmen pelayanan dapat dilakukan oleh lebih banyak orang yang telah dilengkapi.
  7. Mengantisipasi pengembangan kota Palu dan pengembangan gereja-gereja yang ada supaya gereja Bala Keselamatan tidak kehilangan momentum pengembangan pelayanan yakni penjangkauan terhadap jiwa-jiwa yang membutuhkan kasih dan perhatian Kristus melalui gereja-Nya.
SASARAN
Yang dimaksud dengan sasaran di sini adalah orang-orang atau jiwa-jiwa yang dijangkau melalui pembukaan dan pengembangan gereja baru tersebut. Sasaran disusun berdasarkan prioritas yang ada.
  1. Siswa-siswi Sekolah Kristen Bala Keselamatan Palu dan mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu yang berasal dari luar kota Palu yang karena bersekolah/kuliah harus tinggal di Palu dan belum memiliki gereja yang tetap.
  2. Orang-orang yang belum bergereja di mana pun karena alasan-alasan tersendiri. Orang-orang ini merupakan sasaran penginjilan.
  3. Orang-orang Kristen lain yang masih belum memiliki gereja tetap.
  4. Warga Gereja Bala Keselamatan lain yang bertempat tinggal di sekitar gereja Bala Keselamatan yang baru dibuka.
      Sasaran penjangkauan lebih ditekankan kepada warga sekolah, warga STT dan orang-orang yang belum memiliki gereja tetap. Namun jika ada warga lain, khususnya warga Gereja Bala Keselamatan lain yang berdekatan dan berniat untuk menjadi anggota gereja Bala Keselamatan yang baru, maka hal ini menjadi pilihan dengan persetujuan opsir pemimpin Gereja Bala Keselamatan yang telah ada di kota Palu dan sekitarnya.

NAMA GEREJA
      Nama gereja Bala Keselamatan yang akan dibuka ini bernama, “Gereja Bala Keselamatan Korps Towua.” Tidak disarankan untuk menggunakan nama Korps IV Palu, karena kesan jumlah yang ada dan terbatas. Tentang nama “Towua” sendiri berdasarkan informasi yang diberikan memiliki beberapa arti:
  1. Nama ini berasal dari bahasa Kulawi, “Ntuwa Langi”, artinya lebah langit. Ini merupakan nama orang atau pahlawan (tadulako) dalam perang Bulu Momi Kulawi. Menurut informasi yang diberikan bahwa Bapak Drs. Charles Kapile, M.Hum. menulis tesisnya tentang hal ini.
  2. Nama ini berasal dari bahasa Kaili, “To” asal kata “Tona” yang artinya “orang”; dan “Wua” artinya “buah”. Jika diartikan seluruhnya, maka Towua artinya orang yang berbuah. Yang dimaksud dalam budaya suku Kaili adalah orang yang berpenyakit gondok. Informasi ini diperoleh dari Bapak Frans Laua berdasarkan informasi orang Kaili di sekitar jalan Towua.
  3. Nama Towua diambil dari sebuah pohon besar yang tumbuh di sekitar jalan Towua sekarang yang di bawah pohon tersebut terdapat mata air besar. Informasi ini berdasarkan pemberitahuan beberapa orang tua Kaili yang disampaikan kepada Ibu Deliana Mpatoki, S.E.
      Dari informasi-informasi yang ada kiranya dapat memperoleh gambaran mengenai arti nama Towua. Namun yang paling penting adalah, bahwa nama jalan tersebut sangat identik dengan nama sekolah dan identik dengan nama Bala Keselamatan. Masyarakat telah terbiasa menyebut dengan nama “BK Towua”.
Gereja Bala Keselamatan yang baru dibuka ini akan berlokasi di Jalan Towua No. 80 Palu, menggunakan auditorium yang ada dan menggunakan ruang-ruang kelas yang ada sebagai kelas-kelas sekolah Minggu dan kelas-kelas Pemahaman Alkitab.

AWAL TERBENTUK
      Terbentuknya gereja Pos Luar Towua ini, diawali dari sebuah Visi yang besar oleh Mayor Janneman Rudolf Usmany, M.Th, yang kemudian Visi tersebut dinyatakan dengan dibukanya pelayanan khusus anak-anak muda.
Hari Jumat bukan secara kebetulan, Mayor Usmany memanggil 7 orang mahasiswa sebagai pemikir awal untuk gerakan pemuda tersebut. Mereka adalah Yonathan Adisurya Kartodarsono (Yonas), Ratno Afrianto Harinei (Ratno), Dedi Agustino Harinei (Dedi), Elisabeth Levina (Vina), Nancy Sendow (Nancy), Ruth Frisca Panjaitan (Ruth), dan Noviani Lidya Mparesi (Novi). Dalam pembicaraan malam itu Mayor Usmany menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab untuk pengembangan gerakan pemuda tersebut kepada ke-7 orang pemikir awal tersebut. Mulai saat itulah ke-7 orang tersebut mencari teman-teman yang bisa bekerja sama untuk melayani Yesus Kristus Tuhan kita lewat pelayanan gerakan pemuda yang akan dibentuk.
Sampai saat ini pengurus dan pengerja gerakan pemuda sudah lebih dari 7 (tujuh) orang. Itu artinya gerakan ini diberkati oleh Tuhan. Gerakan ini bergerak di bidang pengajaran. Pengajaran Firman Tuhan menjadi fokus utama dalam pelayanannya. Dalam keyakinan iman TUHAN AKAN MEMBIAYAI PEKERJAAN-NYA SENDIRI.
Namun gerakan pemuda ini belum mempunyai nama. Nama apakah yang dipakai untuk gerakan ini?. Mari kita melihat sejarah terbentuknya nama gerakan ini yang merupakan awal mula pelayanan yang ada di Korps Towua.

SEJARAH GERAKAN "GALILEA YOUTH MINISTRY"
      Siang itu semua yang mengikuti rapat perdana sangat lelah karena kampus STT BK Palu baru saja selesai mengadakan acara wisuda. Dalam kondisi yang sangat kelelahan, rapat harus tetap dilaksanakan di tempat itu, di auditorium Sekolah Bala Keselamatan Palu untuk mencari nama yang paling tepat untuk gerakan ini. Mulailah para pengikut rapat mengusulkan nama “Apostolos”“Boanerges”, dll. Hasil rapat siang itu kembali diajukan untuk disetujui oleh Mayor Usmany yang sedang duduk menanti di ruangan Kantor Pengurus. Dan baru di sanalah, tidak secara kebetulan terbentuklah nama gerakan ini “Galilea”.
Galilea adalah nama suatu daerah di bagian Utara Palestina. Di tempat inilah semua kegiatan pelayanan Yesus dimulai. Dalam Perjanjian Baru Yesus seringkali mengunjungi daerah ini. Penduduk Galilea merupakan campuran dari orang Yahudi dan bukan orang Yahudi. Nama “Galilea” adalah ide dari saudari Novi.
Persekutuan yang mula-mula disebut gerakan ini kemudian disempurnakan namanya menjadi “Galilea Youth Ministry”. Dalam hal ini bukan semata-mata disebut “gerakan”, tetapi “PERSEKUTUAN PEMUDA GALILEA”. Bagaimana menjangkau jiwa-jiwa dalam persekutuan ini?. Kembali lagi tidak secara kebetulan, adanya persekutuan ini kemudian diumumkan di setiap unit Sekolah Bala Keselamatan, baik itu SMP, SMA, SMK maupun STT. Para siswa/mahasiswa yang tidak memiliki kegiatan apapun di hari Jumat malam diundang untuk mengikuti persekutuan ini. Ya, itu artinya, pelayanan ini dibuka untuk semua denominasi gereja yang ada. Tidak hanya pemuda dari gereja Bala Keselamatan.
Persekutuan ini dimulai dengan keyakinan iman kami bahwa dalam setiap persekutuan dan pelayanan akan mengikut sertakan Yesus di dalamnya. Yesus adalah satu-satunya dasar dari gerakan ini. Yesus akan selalu ada dalam gerakan ini.
Tepatnya tanggal 5 November 2010, ibadah perdana dimulai. Pada saat itu ibadah perdana dipimpin oleh Sdri. Nancy Sendow dan Agnes Tarro dan yang berkhotbah adalah Sdr. Yonathan Adisurya Kartodarsono. Sebuah hal yang tidak terduga sebelumnya karena ibadah perdana pada saat itu dihadiri oleh 89 anak-anak muda dari interdenominasi. Haleluyah!. Hingga saat ini seluruh anggota GYM yang tercatat berjumlah 250 jiwa, dengan rata-rata kehadiran 150-200 jiwa perminggu.

IBADAH UMUM KESUCIAN, TEBUSAN, PERSEKUTUAN KAUM PRIA (PKP) DAN PERSEKUTUAN KAUM WANITA (PKW)
      Pelayanan terus berkembang, tepatnya pada tanggal 16 Januari 2011 pelayanan ini dibuka dengan dimulainya ibadah kesucian perdana yang dihadiri 64 jiwa dan tebusan dihadiri 101 jiwa. Seminggu kemudian, yaitu pada tanggal 23 Januari 2011 merupakan peristiwa penting di mana pada saat itulah gereja ini diresmikan dengan status GEREJA BALA KESELAMATAN POS LUAR TOWUA, dengan Opsir Pemimpinnya adalah Mayor Janneman R. Usmany, M.Th., Opsir Pelaksana Kapten Merling Sandjo, S.Th., dan Pemimpin Pelayanan Wanita Ny. Kapten Nursabeth Sandjo. Berkenan yang hadir pada saat itu berjumlah 653 jiwa.
Enam bulan berjalan, pelayanan di Pos Luar Towua semakin berkembang baik secara kualitas (iman) dan kuantitas (jumlah), sehingga dipandang perlu untuk segera membuka pelayanan yang baru. Tepatnya tanggal 14 Juni 2011 ibadah PKW (Persekutuan Kaum Wanita) dimulai dan dihadiri oleh 78 orang Kaum Wanita. Pembicara dan yang memimpin ibadah pada saat itu adalah Mayor Ny. Widiawati Tampai selaku Pemimpin Pelayanan Wanita Divisi Palu Timur dan Ibu Deasy Christine Hohoy, S.Pd.K., selaku sekretaris dari persekutuan ini.
Tepat sebulan setelah dimulainya Persekutuan Kaum Wanita, bukanlah sesuatu hal yang kebetulan lagi di tanggal yang sama di bulan Juli, tepatnya tanggal 14 Juli 2011 dimulai jugalah ibadah PKP (Persekutuan Kaum Pria) dan dihadiri oleh 46 orang Kaum Pria. Pada saat itu yang membuka ibadah Persekutuan Kaum Pria adalah Komandan Divisi Palu Timur, Mayor Yusak Tampai dengan Bapak Denny Djuda sebagai ketua dan memimpin persekutuan ini.
Dalam perkembangan selanjutnya POS LUAR TOWUA dialihkan statusnya menjadi GEREJA BALA KESELAMATAN KORPS TOWUA PALU dalam kurun waktu yang terbilang cukup singkat. Pada saat masih berstatus Pos Luar, Gereja Bala Keselamatan Pos Luar Towua telah menthabiskan 42 Prajurit Dewasa dan 11 Prajurit Muda. Saat ini pun Pos Luar Towua sedang menyiapkan 39 calon Prajurit Dewasa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencapaian Visi Bala keselamatan ke depan yaitu penggandaan Prajurit dalam Bala Keselamatan.

Tuhan memberkati Bala Keselamatan di dunia!
Tuhan memberkati Bala Keselamatan di Indonesia!
Tuhan memberkati Gereja Bala Keselamatan Korps Towua!
Maju terus!
Haleluyah!