Rabu, 12 Februari 2014

My Name is Zakheus


Pembacaan Alkitab : Lukas 19:1-10
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (Ayat 5)
       
      Tidak semua orang mengetahui arti dan latar belakang namanya. Saat mengajar di kelas remaja saya sering bertanya kepada anak-anak remaja, "adakah yang mau menjelaskan arti namanya?" dari 30-an anak remaja hanya ada beberapa yang mengetahui arti namnya dan latar belakang pemberian nama tersebut. bagaimana jika pertanyaan itu di ajukan kepada saya, oh tenang saja dalam hal ini saya ahlinya. jadi biarkan saya sombong sejenak ya? Maafkan saya tetapi kenyataannya memang saya ahli dalam hal ini. Jadi biarkan saya sombong sejenak ya? Begini ceritanya, saya tidak hanya mengetahui arti dan latar belakang nama saya tetapi juga mengetahui arti dan latar belakang nama kakak saya, ibu saya, ayah saya, beberapa teman SMA saya dan beberapa teman pelayanan orang muda Gereja Bala Keselamatan Korps Towua, bahkan arti nama hamba-Nya Janneman R. Usmany, M.Th saya masih ingat. Mau bukti? Setelah membaca renungan ini boleh datangi saya, biar saya jelaskan semuanya. Tetapi saya bersyukur yang membaca renungan ini sudah mulai percaya dengan keahlian saya dalam bidang ini. Makanya saya tidak berlama-lama membahas arti nama-nama diatas. saya langsung saja ke pembahasan kita yaitu, "My Name is Zhakeus"

      Nama saya adalah Zakheus. Drs. J.J. de Heer dalam bukunya yang berjudul "nama-nama pribadi dalam Alkitab"  menjelaskan arti dari nama Zakheus yang adalah YANG SUCI. Apakah yang terjadi dengan kehidupan Zakheus? Ternyata arti namanya tidak sesuai dengan jalan kehidupannya. Saya dapat membayangkan bagaimana Zakheus hidup tertekan sejak masa kecilnya, ia lahir ditengah-tengah bangsa yang berbadan besar dan tinggi. Tetapi sayangnya Zakheus berbadan pendek. Mungkin sejak kecil ia tidak dipanggil Zakheus , tetapi dipanggil si pendek atau mungkin panggilan hinaan lainnya, akar pahit itu terbawa sampai Zakheus menjadi dewasa. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa ia bekerja untuk bangsa Romawi (bangsa yang saat itu menjajah bangsa Yahudi bangsanya sendiri), ia bekerja sebagai kepala pemungut cukai, ia memeras bangsanya sendiri, melakukan tindakan korupsi untuk menyembuhkan akar pahitnya, apakah sembuh? Sepertinya akar pahit itu semakin menjadi-jadi, karena bangsanya justru semakin membencinya. Julukan si pendek kini bertambah menjadi si pendek dan orang berdosa. Sudah pendek, jelek, berdosa lagi. Pahit, sangat amat pahit yang ia rasakan, kondisi yang sulit untuk disembuhkan. Kondisi maju kena mundur kena, dilema besar melanda hidupnya. Maju dibenci, mundur ditolak. Apa yang harus ia lakukan? Dalam ayat 4 tertulis "Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ". Mungkin saat memanjat pohon itu ia sudah lupa namanya, mungkin ia juga sudah lupa arti namanya YANG SUCI, sebab yang ia dengar selama ini adalah ia orang pendek, ia penipu, ia koruptor, ia orang berdosa. Hampir tidak dapat dipercayai, di atas pohon ituia mendengar namnya dipanggil lagi. SEtelah bertahun-tahun lamanya nama itu hilang kini kembali disapa oleh Yesus "Zakheus" = "YANG SUCI". Yesus memulihkannya, Yesus mengangkat akar pahitnya, dengan apa? Dengan memanggil nama. Akar pahit akan dipulihkan leh Yesus. Yesus akan mengerjakan itu untukmu, Yesus akan memanggil nama-mu. Tetapi jika anda melupakan siapa nama anda jawablah "My Name is Zakheus". (Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)