Kamis, 27 Februari 2014

“… Yang Secukupnya”

Lukas  11:3“ Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya”

Suatu saat ketika saya harus berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan di kota ini, saya melihat bahwa ada begitu banyak hal-hal yang sudah berubah. Saya mulai memperhatikan mode-mode baju yang begitu berubah dengan cepatnya, dan yang lebih mencengangkan lagi adalah baru 1 minggu saya membeli sebuah tablet sudah muncul lagi tablet yang baru dengan versi yang baru, system operasional yang baru, model yang terbaru, dan seolah-olah tablet yang saya gunakan sudah ketinggalan amat jauh. Tidak hanya itu saja, coba kita perhatikan trend-trend fashion saat ini, bukankah dengan begitu cepatnya berubah?Gadget yang kita miliki saat ini bukankah hampir ketinggalan karena pesatnya persaingan yang ada?Secara ekonomi hal ini sangat menguntungkan karena dapat memberikan incomeyang banyak untuk produsennya.Tetapi coba kita pikirkan sejenak, bukankah ini semua membawa kita menjadi orang-orang yang konsumtif? Selalu merasa tidak puas dengan apa yang ada, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang sudah kita miliki? Sudah punya satu handphone inginnya dua Handphone, sudah punya segalanya tetapi merasa belumlah memiliki segalanya? Dalam sebuah istilah sehari-hari mengatakan demikian  sudah diberi hati, mintanya jantung…”
Tetapi mari kita belajar tentang hal itu, apa kata alkitab tentang itu. Alkitab katakan dalam Lukas 11:3  berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya”. Jika demikian apakah salah jika orang memiliki harta benda lebih dari satu?Dalam arti hidup dalam kelimpahan? Tentu tidak! Karena sebenarnya teks ini membahas tentang makan, bukan hal yang lain. Namun saya ingin mengajak kita untuk memaknai maksud dari kata YANG SECUKUPNYA dalam arti yang lebih luas.
Tatkala Tuhan mengajarkan kepada murid-muridnya doa ini, maka ini diucapkan dengan berbagai latar belakang, yaitu doa ini menunjukan bahwa Allah memperhatikan dan memelihara tubuh kita, doa ini juga menempatkan Allah pada semestinya yaitu bahwa dari Allahlah kita memperoleh berkat itu, dan doa ini membawa kita kepada pemahaman bahwa Allahlah yang mencukupkan segala kekurangan kita. Sehingga apa yang telah kita nikmati saat ini, kelimpahan yang kita nikmati, kesuksesan yang kita nikmati itu semua asalnya dari Dia yang memberikan berkat-berkat itu. Jika kita masih merasa belum cukup dengan apa yang telah kita nikmati, maka mungkin kita harus belajar lagi terhadap doa ini. (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)