“… Yang Secukupnya”
Lukas 11:3“
Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya”
Suatu saat ketika
saya harus berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan di kota ini, saya melihat
bahwa ada begitu banyak hal-hal yang sudah berubah. Saya mulai memperhatikan
mode-mode baju yang begitu berubah dengan cepatnya, dan yang lebih
mencengangkan lagi adalah baru 1 minggu saya membeli sebuah tablet sudah muncul
lagi tablet yang baru dengan versi yang baru, system operasional yang baru,
model yang terbaru, dan seolah-olah tablet yang saya gunakan sudah ketinggalan
amat jauh. Tidak hanya itu saja, coba kita perhatikan trend-trend fashion saat ini, bukankah dengan begitu cepatnya berubah?Gadget yang kita miliki saat ini bukankah hampir ketinggalan karena
pesatnya persaingan yang ada?Secara ekonomi hal ini sangat menguntungkan karena
dapat memberikan incomeyang banyak untuk
produsennya.Tetapi coba kita pikirkan sejenak, bukankah ini semua membawa kita
menjadi orang-orang yang konsumtif? Selalu merasa tidak puas dengan apa yang
ada, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang sudah kita miliki? Sudah punya
satu handphone inginnya dua Handphone, sudah punya segalanya tetapi
merasa belumlah memiliki segalanya? Dalam sebuah istilah sehari-hari mengatakan
demikian “ sudah diberi hati, mintanya jantung…”
Tetapi mari kita belajar
tentang hal itu, apa kata alkitab tentang itu. Alkitab katakan dalam Lukas 11:3 “ berikanlah kami
setiap hari makanan kami yang secukupnya”. Jika demikian
apakah salah jika orang memiliki harta benda lebih dari satu?Dalam arti hidup
dalam kelimpahan? Tentu tidak! Karena sebenarnya teks ini membahas tentang
makan, bukan hal yang lain. Namun saya ingin mengajak kita untuk memaknai
maksud dari kata YANG SECUKUPNYA dalam arti yang lebih luas.
Tatkala Tuhan mengajarkan
kepada murid-muridnya doa ini, maka ini diucapkan dengan berbagai latar
belakang, yaitu doa ini menunjukan bahwa Allah memperhatikan dan memelihara
tubuh kita, doa ini juga menempatkan Allah pada semestinya yaitu bahwa dari
Allahlah kita memperoleh berkat itu, dan doa ini membawa kita kepada pemahaman
bahwa Allahlah yang mencukupkan segala kekurangan kita. Sehingga apa yang telah
kita nikmati saat ini, kelimpahan yang kita nikmati, kesuksesan yang kita
nikmati itu semua asalnya dari Dia yang memberikan berkat-berkat itu. Jika kita
masih merasa belum cukup dengan apa yang telah kita nikmati, maka mungkin kita
harus belajar lagi terhadap doa ini. (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)