Latar Belakang Kisah Kehidupan Zakheus
Pembacaan Alkitab : Lukas 18:18-27, 19:1-10
Kata
Yesus : “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”
Lukas
18:27
Kisah kehidupan Zakheus sebenarnya dimulai dari
percakapan Yesus dengan seorang pemimpin rohani Yahudi. Percakapan itu dimulai
dengan pertanyaan yang sangat mendasar, “Guru
yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” lalu
Yesus menjawab “engkau tentu mengetahui
segala perintah Allah : Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri,
jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu.” Mendengar hal
itu pemimpin rohani ini sedikit lega, dalam benaknya “saya pasti memperoleh
hidup yang kekal. Ia berkata kepada Yesus “semuanya
itu telah kuturuti sejak masa musaku.” Ungkapan itu hendak menjelaskan
bahwa pemimpin rohani ini sangat aktif dalam dunia pelayanan saat ia masih
muda. Kemudian Yesus berkata kepadanya : “Masih
tinggal satu hal lagi yang harus kau lakukan : juallah segala yang kau miliki
dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh
harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah aku.” Ketika orang
itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus
memandang dia dan berkata : “Alangkah
sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor
unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Dan mereka yang mendengar hal itu berkata : “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Kata Yesus : “Apa
yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Kalimat Yesus ini
sebenarnya menjadi jembatan penghubung antara kisah pemimpin rohani dengan Zakheus.
Perhatikanlah tabel kesamaan dan perbedaan yang saya buat di bawah ini.
Pemimpin
Rohani
|
Zakheus
|
Hidup sejaman dengan Yesus
|
Hidu sejaman dengan Yesus
|
Hidup di lingkungan Yahudi murni
|
Hidup di lingkungan Yahudi kawin campur
|
Menjumpai Yesus dengan pertanyaan
|
Menjumpai Yesus dengan usaha dan kerja keras
|
Seorang pemuda terpelajar Yahudi yang kaya
|
Seorang Yahudi yang kaya
|
Menyadari diri orang suci
|
Menyadari diri orang berdosa
|
Menerima Yesus dengan “kesombongan rohani”
|
Menerima Yesus dengan sukacita
|
Pulang dengan kesedihan
|
Makan bersama Yesus
|
Lebih mencintai harta dari pada Yesus
|
Lebih mencintai Yesus dari pada harta
|
The end
|
Menerima Yesus, bertobat, menunjukkan buah
pertobatan, hidupnya dipulihkan
|
Bersedia di ubah dan berubah
|
Mengapa pemimpin rohani ini gagal menerima kehidupan
yang kekal? Bukankah ia seorang pelayan? Bukankah ia pernah menjadi guru
sekolah Minggu? Bukankah ia rajin melakukan kegiatan kerohanian seperti :
berpuasa, membaca Taurat (Alkitab), mengunjungi orang sakit, menjadi pelayan
mimbar dan seorang pemimpin pujian. Lalu mengapa Zakheus berhasil mendapatkan
kehidupan yang kekal itu? Bukankah ia seorang pengkhianat, seorang koruptor,
tidak pernah melayani, hidupnya jauh dari hadapan Tuhan, sangat amat kotor
bukan? Perlu direnungkan dimanakah posisi hidup kita saat ini, belajarlah dari
latar belakang kehidupan Zakheus, yang hendak menjelaskan “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Amin, Soli Deo Gloria. (Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)