Senin, 17 Februari 2014

Latar Belakang Kisah Kehidupan Zakheus


Pembacaan Alkitab : Lukas 18:18-27, 19:1-10

Kata Yesus : “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”
Lukas 18:27

      Kisah kehidupan Zakheus sebenarnya dimulai dari percakapan Yesus dengan seorang pemimpin rohani Yahudi. Percakapan itu dimulai dengan pertanyaan yang sangat mendasar, “Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” lalu Yesus menjawab “engkau tentu mengetahui segala perintah Allah : Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu.” Mendengar hal itu pemimpin rohani ini sedikit lega, dalam benaknya “saya pasti memperoleh hidup yang kekal. Ia berkata kepada Yesus “semuanya itu telah kuturuti sejak masa musaku.” Ungkapan itu hendak menjelaskan bahwa pemimpin rohani ini sangat aktif dalam dunia pelayanan saat ia masih muda. Kemudian Yesus berkata kepadanya : “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kau lakukan : juallah segala yang kau miliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah aku.” Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus memandang dia dan berkata : “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dan mereka yang mendengar hal itu berkata : “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Kata Yesus : “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Kalimat Yesus ini sebenarnya menjadi jembatan penghubung antara kisah pemimpin rohani dengan Zakheus. Perhatikanlah tabel kesamaan dan perbedaan yang saya buat di bawah ini.

Pemimpin Rohani
Zakheus
Hidup sejaman dengan Yesus
Hidu sejaman dengan Yesus
Hidup di lingkungan Yahudi murni
Hidup di lingkungan Yahudi kawin campur
Menjumpai Yesus dengan pertanyaan
Menjumpai Yesus dengan usaha dan kerja keras
Seorang pemuda terpelajar Yahudi yang kaya
Seorang Yahudi yang kaya
Menyadari diri orang suci
Menyadari diri orang berdosa
Menerima Yesus dengan “kesombongan rohani”
Menerima Yesus dengan sukacita
Pulang dengan kesedihan
Makan bersama Yesus
Lebih mencintai harta dari pada Yesus
Lebih mencintai Yesus dari pada harta
The end
Menerima Yesus, bertobat, menunjukkan buah pertobatan, hidupnya dipulihkan
Bersedia di ubah dan berubah
      Mengapa pemimpin rohani ini gagal menerima kehidupan yang kekal? Bukankah ia seorang pelayan? Bukankah ia pernah menjadi guru sekolah Minggu? Bukankah ia rajin melakukan kegiatan kerohanian seperti : berpuasa, membaca Taurat (Alkitab), mengunjungi orang sakit, menjadi pelayan mimbar dan seorang pemimpin pujian. Lalu mengapa Zakheus berhasil mendapatkan kehidupan yang kekal itu? Bukankah ia seorang pengkhianat, seorang koruptor, tidak pernah melayani, hidupnya jauh dari hadapan Tuhan, sangat amat kotor bukan? Perlu direnungkan dimanakah posisi hidup kita saat ini, belajarlah dari latar belakang kehidupan Zakheus, yang hendak menjelaskan “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Amin, Soli Deo Gloria. (Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)