Jumat, 28 Februari 2014

Keterbatasan dan Harapan

“Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta”.
Amsal  15:15

Tak terasa kita telah tiba di penghujung akhir bulan Februari, tentu sudah banyak hal yang telah kita alami sepanjang bulan ini. Bulan februari yang identik dengan bulan penuh cinta, bulan penuh kenangan manis atau juga penuh dengan kenangan pahit, dan bulan yang selalu pendek harinya. Tentu kita masih menyimpan dan mengingat serpihan-serpihan kisah nan romantis yang terjadi di bulan februari. Dan besok tentunya kita mengawali lagi dengan bulan baru tentu juga dengan harapan-harapan yang baru.
Kita tidak tahu apa yang terjadi pada esok hari di bulan yang baru, namun yang pasti tidak ada pebedaan dengan hari-hari sebelumnya, semuanya sama saja. Toh kita akan tetap bekerja, kita akan tetap sekolah, kita akan tetap ujian, kita akan tetap bayar cicilan, kita akan tetap kuliah, kita akan tetap menghadapi bos, dan masih banyak lagi yang membawa kita kepada titik kejenuhan. Jika demikian apa yang harus kita lakukan? Apakah kita berdiam saja?Atau kita tetap biasa-biasa saja, entahlah hanya kita yang tahu.
Dalam sebuah kesempatan saya pernah menjumpai dua orang ibu yang selalu memiliki hati yang gembira.Hampir tidak pernah saya mendengarkan tentang keluh kesahnya, semua pekerjaannya dilakukan dengan senang hati, harus memasak, bersihkan rumah, menjahit, membuat baju, mengantar anak-anak ke sekolah, mencuci baju, mengurus suami dan semuanya dilakukan dengan baik. Setiap kali jika saya bertemu dengan ibu ini maka ada sukacita yang  saya alami seolah-olah beban dan rasa jenuh itu hilang. Wah… ini hal yang luar biasa.
Amsal 15 :15 mengatakan “Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” Apa yang kita dapat pelajari dari ayat ini dan kisah dua ibu tadi? Yaitu kita diminta untuk mengawali hari ini dengan hati yang penuh dengan sukacita, hati yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan, hati yang benar-benar di jamah oleh Tuhan, sehingga kita dapat menjadi berkat untuk orang lain, seperti kedua ibu tadi yang hatinya selalu berpesta.  (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)




Kamis, 27 Februari 2014

“… Yang Secukupnya”

Lukas  11:3“ Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya”

Suatu saat ketika saya harus berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan di kota ini, saya melihat bahwa ada begitu banyak hal-hal yang sudah berubah. Saya mulai memperhatikan mode-mode baju yang begitu berubah dengan cepatnya, dan yang lebih mencengangkan lagi adalah baru 1 minggu saya membeli sebuah tablet sudah muncul lagi tablet yang baru dengan versi yang baru, system operasional yang baru, model yang terbaru, dan seolah-olah tablet yang saya gunakan sudah ketinggalan amat jauh. Tidak hanya itu saja, coba kita perhatikan trend-trend fashion saat ini, bukankah dengan begitu cepatnya berubah?Gadget yang kita miliki saat ini bukankah hampir ketinggalan karena pesatnya persaingan yang ada?Secara ekonomi hal ini sangat menguntungkan karena dapat memberikan incomeyang banyak untuk produsennya.Tetapi coba kita pikirkan sejenak, bukankah ini semua membawa kita menjadi orang-orang yang konsumtif? Selalu merasa tidak puas dengan apa yang ada, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang sudah kita miliki? Sudah punya satu handphone inginnya dua Handphone, sudah punya segalanya tetapi merasa belumlah memiliki segalanya? Dalam sebuah istilah sehari-hari mengatakan demikian  sudah diberi hati, mintanya jantung…”
Tetapi mari kita belajar tentang hal itu, apa kata alkitab tentang itu. Alkitab katakan dalam Lukas 11:3  berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya”. Jika demikian apakah salah jika orang memiliki harta benda lebih dari satu?Dalam arti hidup dalam kelimpahan? Tentu tidak! Karena sebenarnya teks ini membahas tentang makan, bukan hal yang lain. Namun saya ingin mengajak kita untuk memaknai maksud dari kata YANG SECUKUPNYA dalam arti yang lebih luas.
Tatkala Tuhan mengajarkan kepada murid-muridnya doa ini, maka ini diucapkan dengan berbagai latar belakang, yaitu doa ini menunjukan bahwa Allah memperhatikan dan memelihara tubuh kita, doa ini juga menempatkan Allah pada semestinya yaitu bahwa dari Allahlah kita memperoleh berkat itu, dan doa ini membawa kita kepada pemahaman bahwa Allahlah yang mencukupkan segala kekurangan kita. Sehingga apa yang telah kita nikmati saat ini, kelimpahan yang kita nikmati, kesuksesan yang kita nikmati itu semua asalnya dari Dia yang memberikan berkat-berkat itu. Jika kita masih merasa belum cukup dengan apa yang telah kita nikmati, maka mungkin kita harus belajar lagi terhadap doa ini. (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)




Rabu, 26 Februari 2014

Kesusahan Sehari


Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Matius 6 : 34

Pernahkah saudara sekalian merasakan yang namanya kesusahan sehari? Seperti apakah yang dinamakan dengan kesusahan sehari?Apakah ketika tidak makan, tidak minum, tidak memiliki uang sehari bisa digolongkan sebagai kesusahan sehari?Atau apakah kesusahan yang kita jalani hanya berlaku sehari saja?Bukankah terkadang kesusahan itu kita rasakan berhari-hari? Jika demikian apa maksud dari Tuhan Yesus mengatakan ..kesusahan sehari cukuplah untuk sehari..
Sebagai seorang anak muda yang hidup merantau di tanah orang, harus ngekost, membiaya hidup sehari-hari dengan sendiri, mengharapkan kiriman orang tua, tentu bukanlah hal yang mudah. Belum lagi jika banyak tuntutan di sekolah bayar uang fotocopy, bayar uang iuran, bayar uang SPP, dan masih banyak bentuk yang harus di bayar, sehingga kesusahan ini bukan saja sehari melainkan sebulan. Begitu bahagia jika mendapat amplop berwarna putih dan terkadang dibungkus dengan plastic pembungkus gula karena itu pasti uang kiriman dari orang tua, tak peduli isi surat itu apa yang penting jumlah uangnya berapa itulah yang dinanti.
Tetapi hari ini, marilah kita bersama-sama belajar dari alkitab tentang kekuatiran yang setiap saat menghantui kita.Dalam ayat yang 31 mengatakan Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Agak sulit memang memahami maksud dari Tuhan Yesus tentang arti dari makna Kesusahan Sehari karena realita yang kita hadapi bukan saja sehari, melainkan berhari-hari bahkan mungkin ada yang berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sehingga memaknai kata kesusahan sehari hendaklah kita bandingkan dengan kata sebelumnya yaitu “… janganlah kamu kuatir . mengapa demikian? Karena dalam pembacaan tersebut diuraikan secara jelas mengenai orang-orang yang kuatir, yang selalu memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi. Dalam pembacaan tersebut Nampak jelas bahwa Tuhan Yesus memberikan perbandingan dengan menyuruh untuk memperhatikan  bunga-bunga bakung di padang yang sangat indah, burung-burung di udara yang diberi makan oleh Bapa di Sorga. Dalam hal ini Yesus mau katakan bahwa mereka itu tidak pernah kuatir, tetapi tetap di pelihara oleh Tuhan.
Oleh karena itu, apakah memang kesusahan hanya sehari saja?Dan besok tidak ada lagi kesusahan itu?Tentu tidak demikian karena kesusahan itu tetap ada setiap hari, tetapi yang Firman katakan kepada kita adalah tidak perlu kuatir.Karena orang yang kuatir hanya orang-orang yang tidak percaya Allah, sedangkan saudara dan saya adalah orang-orang yang percaya kepada Allah. Jadi untuk apa kuatir? Percaya saja karena perintah ini datang langsung dari sumber berkat itu yaitu Kristus Tuhan. (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)




Selasa, 25 Februari 2014

Rumput dan Bunga


“ Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga…” Mazmur 103 : 16

Apa yang ada dalam benak kita tatkala merenungkan hari-hari yang telah kita lalui? Pasti ada yang mengatakan, oh… kemarin merupakan hari sibuk saya, oh kemarin merupakan hari yang bersejarah untuk saya, oh..kemarin merupakan hari sial saya, oh kemarin merupakan hari keberuntangan saya, dan masih banyak lagi kita menempatkan hari yang kita lalui itu dengan berbagai macam bentuk.

Tetapi sahabat LOH yang setia, Daud mengungkapkan hari yang kita telah jalani dengan dua model, yaitu seperti RUMPUT dan seperti BUNGA di padang. Apakah maksud dari Daud mengungkapkan hal tersebut?Mengapa harus rumput?Dan mengapa harus bunga?Bukankah rumput dan bunga merupakan dua tanaman yang boleh dikatakan bertentangan?Bukankah terkadang kita sangat tidak menyukai jika rumput mulai tumbuh di halaman rumah?Meskipun ada yang biasa-biasa saja jika rumput mulai tumbuh di halaman rumahnya.Dan bukankah kita sangat menyukai jika ada bunga yang tumbuh dan mekar di halaman rumah kita?Meskipun juga ada yang tidak menghiraukannya.

Pemazmur dalam nyanyiannya mengatakan selanjutnya “ apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi” ( Mazmur 103 : 16). Sehingga dari nyanyian ini kita dapat memahaminya bahwa hari-hari yang kita jalani itu seperti rumput  dan bunga itu adalah hari-hari yang penuh dengan sukacita-dukacita, kebahagiaan-kesusahan, keberuntungan-kesialan, dan bukankah semuanya itu telah kita lewati? Seperti apa yang Daud katakan “….apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi…”,artinya bahwa hari-hari itu dengan sendirinya berlalu, masalah yang kita hadapi dengan sendirinya berlalu, sukacita yang kita rasakan dengan sendirinya juga berlalu, sehingga memang tidak ada yang kekal. Tetapi jangan kuatir karena ayat yang ke 17 mengatakan “ Tetapi Kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang yang takut akan Dia..”(Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)




Senin, 24 Februari 2014

Ada Apa Hari Ini?

”... Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat ” (Efesus 5:16)


      Suatu saat saya membaca status BBM sahabat saya Rexy. Dalam status itu mengatakan demikian MONDay (Senin) = Monster Day. Entah apa yang menjadi alasan dari sahabat saya mengatakan bahwa hari senin itu adalah hari Monster. Tetapi kenyataan yang ada adalah hampir semua orang tidak menyukai hari senin? Baik orang tua, guru, karyawan kantor, anak sekolah sangat tidak menyukai dengan hari senin. Sebuah penelitian membuktikan fakta-fakta unik tentang hari senin, di antaranya : Pertama, kebanyakan orang tidak tersenyum pada hari Senin sampai pukul 11.16. Mungkin hal ini dikarenakan mulai pukul 11 orang-orang baru bisa menyesuaikan diri dengan tugasnya, setelah menghabiskan waktu weekend. Kedua, Untuk mengurangi rasa kesal dan membenci Senin kebanyakan orang menyiasatinya dengan membeli coklat, merencanakan liburan pada weekend selanjutnya, menonton TV atau shopping. Ketiga, 50% dari pegawai kebanyakan telat pada hari Senin. Keempat, kebanyakan orang menghabiskan waktu selama 12 menit untuk mengeluh tentang hari Senin. Kelima, kebanyakan orang yang membenci Senin adalah yang berusia 45 hingga 54 tahun. Keenam, Pada hari Senin produktivitas orang kebanyakan hanya 3,5 jam saja. Ketujuh, hari Senin adalah hari yang sering dijadikan waktu untuk bunuh diri. Kedelapan, Pada hari Senin jumlah kasus serangan jantung meningkat 20% dibanding hari lain. Kesembilan, menurut penelitian hujan jarang terjadi di hari Senin jika dibanding dengan hari lain. Kesepuluh, akan tetapi ada satu hal positif tentang hari Senin. Hari Senin dianggap sebagai hari yang tepat untuk membeli mobil. Kenapa? Karena sales mobil biasanya beranggapan hari Senin adalah hari sepi pembeli, karena itu mereka suka memberikan diskon spesial.
      Tetapi apa kata alkitab tentang hal itu? Alkitab tidak saja berbicara mengenai hari senin, tetapi Alkitab berbicara tentang setiap hari yang kita jalani, alkitab katakan  bahwa hari-hari yang kita jalani adalah jahat. Jika demikian bagaimana agar kita bisa menjalani di hari yang “jahat” ini? Kuncinya adalah PERGUNAKANLAH WAKTU YANG ADA. Yang bekerja di kantor, yang berada di sekolah, yang tinggal di rumah, yang sedang bekerja di mana saja, pergunakanlah waktu yang Tuhan berikan untuk kita. Sehingga jika hari ini kita bertanya, ada apa hari ini? Jawabannya adalah ada waktu yang Tuhan berikan untuk dipergunakan sebaik mungkin. Atau jika ada yang bertanya tadi ada apa ya? Saya tidak tahu saudara yang menjawabnya. (Ivendris Lodju, S.Th. - Sekretaris Orang Muda)




Minggu, 23 Februari 2014

Hati Empunya Tuaian


    Ayat  Firman Tuhan yang terdapat di dalam spanduk tema teritori 2014 yang terpampang di  depan membuat saya merenung dan memikirkan tentang isi HATI EMPUNYA TUAIAN atau empunya pekerjaan Tuhan ini yang mengatakan : “..........Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya  dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita ( Yohanes 4:35,36 ). Tuhan yang empunya tuaian ini menghendaki agar kita yang ada dalam persekutuan ini senatiasa  mengemban tugas yang mulia dengan baik, entahkah yang memulai pelayanan ini atau  yang meneruskannya  sama-sama bersukacita menikmati hasilnya.
          Banyak hal yang membuat saya terharu ketika Tuhan menjawab segala sesuatu yang saya pikirkan secara pesimis ketika mendapat tanggung jawab yang lebih besar di tempat ini. Saat pelayanan berjalan tidak lancar dan terkesan tidak siap, ada yang mengatakan : “ Mayor...berikan kami tanggung jawab untuk membantu pelayanan ini sebab tidak mungkin kami hanya mengerjakan pekerjaan yang kecil dan duduk saja”. Saat itu Tuhan menyadarkanku tentang doa yang kupanjatkan untuk pekerjaan Tuhan ini dan nyata benar bahwa tuaian ini tidak akan mati sebab masih ada HATI EMPUNYA TUAIAN yang menggerakkan setiap orang yang dikehendaki-Nya untuk melayani-Nya yang memiliki hati hamba.
          Waktu-waktu yang telah dijalani memperlihatkan penyataan isi HATI EMPUNYA TUAIAN yang harus  dimengerti agar kita dapat melakukan pekerjaan-Nya  dengan  baik. Penyataan tersebut dapat terbukti melalui kesediaan  para penuai atau pekerja dalam ladang Tuhan di tempat ini. Terkadang saya terharu melihat para pengerja orang muda yang rela menghabiskan waktunya sepanjang hari di kantor korps mengerjakan atau mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan untuk bahan pengajaran anak-anak. Bahkan ada yang sampai jatuh pingsan oleh karena keasyikan bekerja, lupa makan dan istrahat. Tidak ada hati yang merasa terpaksa, tidak ada hati yang merasa takut dimarahi jika tidak melayani, tidak ada hati yang ingin menyenangkan kami para hamba Tuhan dan lainnya melainkan menyatakan bahwa semuanya dilakukan karena panggilan jiwa.
         Pekerjaan Tuhan yang membutuhkan banyak hal baik tenaga, pikiran maupun materi ini sebenarnya tidaklah mudah sebab semuanya membutuhkan pengorbanan. Banyak yang bekerja tanpa pamrih, mempersiapkan ruang ibadah dan perlengkapan lainnya, membeli dan mengatur konsumsi yang menyita waktu dan tenaga, mempersiapkan cerita atau khotbah dan juga memimpin acara yang tidak jadi dengan begitu saja tetapi membutuhkan waktu untuk berpikir dan terus berpikir dan juga terlibat dalam pelayanan perkunjungan rumah. Banyak yang menyumbang ide-idenya dalam tulisan LOH, membuat atau menyusun LOH , mengambil bagian dalam pelayanan baik bagian orang dewasa  maupun orang muda. Para Opsir Pensiun yang di tempatkan Tuhan di korps ini telah menjadi contoh dan teladan yang telah di persiapkan Tuhan sebagai jawaban nyata isi hati Tuhan yang empunya tuaian ini.
          Rasa haru pula dengan pelayanan persembahan, dimana sebagian besarnya mempersembahkan persembahannya untuk pengembangan pekerjaan Tuhan. Tak  satupun merasa dipaksakan untuk membawa persembahan syukurnya walau sebenarnya ada yang mengalami kesulitan oleh karena  sumber penghasilan tak menentu. Tapi  kenyataannya sampai hari ini kehendak Tuhan terus dinyatakan. Puji Tuhan...benar kata Tuhan : “ Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil buah mereka” ( Yohanes 4:38 ). Keterlibatan  orang lain tidak dapat disepelekan melainkan dihargai karena semula kehendak Tuhan dinyatakan kepada mereka untuk memulai pekerjaan ini. Tuhan telah mempersiapkan setiap orang untuk sesuatu pekerjaan yang baik.  Jadi, pahamilah isi HATI EMPUNYA TUAIAN ini agar kita juga dapat melayani-Nya  dengan hati yang rela dan tulus sebagai syukur kita atas pilihan-Nya yang istimewa ini agar semuanya sama-sama senang atau bersukacita.  Amin! (Mayor Merling Sandjo, S.Th. - Opsir Pemimpin Korps Towua)


Kamis, 20 Februari 2014

Zakheus Anak Abraham


Pembacaan Alkitab : Lukas 19:1-10

Kata Yesus kepadanya : "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, 
karena orang ini pun anak Abraham." Ayat 9


     Pepatah kuno berkata "Buah pohon jatuh tidak akan jauh dari pohonnya" ungkapan ini hendak menjelaskan hubungan antara orang tua dan anaknya. Pada umumnya kecenderungan seorang anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Hal ini terjadi secara alamiah. Sikap kedua orang tua diwariskan secara natural kepada anak melalui proses genetika. Namun bagaimana dengan kehidupan orang tua yang baik tetapi dikemudian hari kehidupan anak-anaknya hancur berantakan, atau sebaliknya kehidupan kedua orang tua yang hancur berantakan tetapi dikemudian hari anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang baik. Ini misteri kehidupan yang sulit dijawab. Mungkin "Pohon itu tumbuh di tebing, sehingga buahnya jatuh jauh dari pohonnya". Hal inilah yang saya temukan dari kehidupan Zakheus. Lukas mencatat bahwa Zakheus adalah anak Abraham artinya Zakheus keturunan Abraham. Saya berharap anda tahu siapa itu Abraham? Jika lupa-lupa ingat biar saya ingatkan kembali. Abraham atau Abram berasal dari Ur-Kasdim di Mesopotamia Selatan; dipanggil untuk memasuki tanah kanaan. Penulis kitab Ibrani menjelaskan demikian "Karena Iman Abraham taat" ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalau ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena Iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena Iman ia juga dan Sarah beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Karena Iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan : "keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu" karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati, dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali" (Ibrani 11). Semuanya karena Iman.

      Abraham memiliki Iman yang mendapat pengakuan dari Tuhan. Sampai disini apakah anda merasakan ada sesuatu yang kurang sesuai? Saya juga merasakan hal itu. Lihatlah kehidupan Zakheus keturunan Abraham itu. Zakheus ibarah sebuah pohon yang tumbuh di tebing, sehingga buahnya jatuh jauh dari pohonnya. Tinggal di Yerikho, bekerja full time untuk bangsa Romawi, melakukan tindakan korupsi kepada bangsanya sendiri, seorang pengkhianat, lalu pantaskah Zakheus menyandang gelar anak Abraham? Menurut saya pantas. Sebab Yesus ternyata melihat dari sisi yang berbeda. Yesus melihat Iman Abraham tetap diwariskan dalam diri Zakheus . Hari itu di kota Yerikho, Yesus melihat iman itu. Karena iman Zakheus  berlari mendahului orang banyak, karena iman Zakheus  walaupun seorang pejabat yang kaya ia memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, karena iman Zakheus turun dari pohon itu dan menerima Yesus. Jadi Zakheus layak disebut anak Abraham sebab Zakheus juga memiliki iman seperti iman Abraham. Bagaimanakah dengan iman percaya kita? Pastikan hari ini dan hari esok semua pekerjaan yang kita lakukan kita kerjakan dengan iman. Seperti iman Zakheus keturunan Abraham. (Ratno Afrianto  Harinei, S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)




Selasa, 18 Februari 2014

Sejarah Berdirinya Korps Towua

CATATAN SEJARAH
      Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil Tuhan Yesus Kristus dari kegelapan kepada persekutuan terang Injil. Orang-orang yang telah dipanggil itu dikuduskan, ditetapkan, dan diberi mandat untuk melaksanakan tugas pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Dengan demikian, tugas utama gereja selain untuk menggembalakan adalah untuk mewartakan kedatangan-Nya yang kedua kalinya.
Gereja Bala Keselamatan sedunia adalah bagian dari gereja Tuhan yang universal yang juga dipanggil, dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan Amanat Agung Kristus itu bersama dengan gereja-gereja Tuhan yang universal. Pelayanan Gereja Bala Keselamatan yang telah berusia seratus empat puluh lima tahun tersebut telah melaksanakan tugasnya di lebih dari seratus dua puluh negara di seluruh dunia. Di Indonesia, pelaksanaan tugas marturia tersebut telah dilaksanakan selama seratus enam belas tahun. Pelayanan ekklesia tersebut dilakukan secara holistik dengan juga melaksanakan tugas koinonia, diakonia dan edukasi.
Visi dan ambisi Jenderal William Booth dan Catherine Booth adalah penjangkauan dan pemenangan jiwa-jiwa, serta meluaskan Kerajaan Allah di dalam dunia. Jenderal Booth memiliki cara pandang yang sangat luas. Allah mengaruniakan visi untuk melihat Injil secara utuh. Dengan demikian Injil bukanlah sekedar pewartaan Firman, melainkan juga pemenuhan kebutuhan hidup bagi mereka yang tidak beruntung. Injil, bagi Booth, sebagaimana yang dipelajarinya dari Tuhan Yesus Kristus bukanlah sekadar kata tetapi juga karya nyata. Inilah yang membuat Bala Keselamatan tampil dalam perbedaaan yang nyata sekalipun esensi ekklesiologinya sama.

      Khusus untuk pelayanan Gereja Bala Keselamatan di Sulawesi Tengah, telah dilaksanakan selama sembilan puluh tujuh tahun. Pelayanan yang dilaksanakan di Sulawesi Tengah lebih banyak dilakukan di daerah pedesaan. Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah telah memiliki tiga gereja besar dan satu pos pelayanan. Beberapa pelayanan institusional lainnya adalah: Rumah Sakit Umum Woodward, Akademi Keperawatan, Panti Asuhan Putri Sejahtera, Sekolah Bala Keselamatan di Towua, Sekolah Tinggi Teologi, dan Radio Cakrawala. Jika dibandingkan antara jumlah tahun pelayanan dengan pengembangan institusi, maka perkembangan yang ada terhitung lamban. Rasionalnya adalah, jika setiap tahun, suatu gereja dikembangkan, maka hingga saat ini sedikitnya terdapat delapan atau sembilan gereja utama. Sedangkan pelayanan institusi lain yang non-gereja adalah merupakan pengembangan institusi gereja yang ada. Dalam kurun waktu sembilan puluh tahun, Gereja Bala Keselamatan di Palu baru memiliki tiga jemaat besar. Memperhatikan keadaan tersebut, maka perlulah dibuka atau dikembangkan satu jemaat baru di kota Palu.
Apa yang diuraikan dalam tulisan ini bukanlah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional semata, namun adalah karena kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus yang menghendaki pengembangan gereja-Nya. Yang dituliskan dalam proposal ini adalah merupakan wujud keterbebanan akan panggilan untuk pelaksanaan Amanat Agung Yesus Kristus dan juga visi Allah bagi dunia. Selain itu, merupakan bagian dari tanggung jawab untuk mengembangkan pekerjaan organisasi. Pembukaan Gereja Bala Keselamatan Towua merupakan bagian dari pelaksaan tanggung jawab tersebut.

MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan pembukaan gereja baru tersebut adalah:
  1. Melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dalam Injil Matius 18:19, 20 dan Injil Matius 16 supaya terlihat benar bahwa misi penginjilan tersebut dilaksanakan oleh gereja Bala Keselamatan.
  2. Melaksanakan kehendak Roh Kudus yang merupakan Oknum ketiga dalam Tritunggal yang dalam keesaan-Nya dengan Allah Bapa dan Allah Anak telah mengembangkan gereja sejak awal supaya manifestasi karya Roh Kudus dapat terlihat dalam gereja baru yang dikembangkan.
  3. Melaksanakan tanggung jawab gereja secara organisastoris yakni mengembangkan gereja Tuhan di tengah kemajuan zaman supaya dunia dapat menyaksikan bagaimana gereja mengembangkan dirinya dalam kekuatan Roh Kudus.
  4. Mengakomodasi jemaat-jemaat yang dapat bergereja ke gereja-gereja Bala Keselamatan yang ada mengingat faktor tempat, jarak, waktu, keuangan, dan faktor lain yang tidak bisa dijelaskan supaya jemaat-jemaat yang ada tersebut dapat bergereja di gereja Bala Keselamatan yang baru dibuka.
  5. Menyiapkan tempat pelayanan bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu supaya para mahasiswa dapat menerapkan segenap ilmu dan iman yang mereka miliki selama mereka belajar di Sekolah Tinggi Teologi.
  6. Memberikan peluang pelayanan kepada lebih banyak orang supaya talenta, panggilan pelayanan, dan komitmen pelayanan dapat dilakukan oleh lebih banyak orang yang telah dilengkapi.
  7. Mengantisipasi pengembangan kota Palu dan pengembangan gereja-gereja yang ada supaya gereja Bala Keselamatan tidak kehilangan momentum pengembangan pelayanan yakni penjangkauan terhadap jiwa-jiwa yang membutuhkan kasih dan perhatian Kristus melalui gereja-Nya.
SASARAN
Yang dimaksud dengan sasaran di sini adalah orang-orang atau jiwa-jiwa yang dijangkau melalui pembukaan dan pengembangan gereja baru tersebut. Sasaran disusun berdasarkan prioritas yang ada.
  1. Siswa-siswi Sekolah Kristen Bala Keselamatan Palu dan mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu yang berasal dari luar kota Palu yang karena bersekolah/kuliah harus tinggal di Palu dan belum memiliki gereja yang tetap.
  2. Orang-orang yang belum bergereja di mana pun karena alasan-alasan tersendiri. Orang-orang ini merupakan sasaran penginjilan.
  3. Orang-orang Kristen lain yang masih belum memiliki gereja tetap.
  4. Warga Gereja Bala Keselamatan lain yang bertempat tinggal di sekitar gereja Bala Keselamatan yang baru dibuka.
      Sasaran penjangkauan lebih ditekankan kepada warga sekolah, warga STT dan orang-orang yang belum memiliki gereja tetap. Namun jika ada warga lain, khususnya warga Gereja Bala Keselamatan lain yang berdekatan dan berniat untuk menjadi anggota gereja Bala Keselamatan yang baru, maka hal ini menjadi pilihan dengan persetujuan opsir pemimpin Gereja Bala Keselamatan yang telah ada di kota Palu dan sekitarnya.

NAMA GEREJA
      Nama gereja Bala Keselamatan yang akan dibuka ini bernama, “Gereja Bala Keselamatan Korps Towua.” Tidak disarankan untuk menggunakan nama Korps IV Palu, karena kesan jumlah yang ada dan terbatas. Tentang nama “Towua” sendiri berdasarkan informasi yang diberikan memiliki beberapa arti:
  1. Nama ini berasal dari bahasa Kulawi, “Ntuwa Langi”, artinya lebah langit. Ini merupakan nama orang atau pahlawan (tadulako) dalam perang Bulu Momi Kulawi. Menurut informasi yang diberikan bahwa Bapak Drs. Charles Kapile, M.Hum. menulis tesisnya tentang hal ini.
  2. Nama ini berasal dari bahasa Kaili, “To” asal kata “Tona” yang artinya “orang”; dan “Wua” artinya “buah”. Jika diartikan seluruhnya, maka Towua artinya orang yang berbuah. Yang dimaksud dalam budaya suku Kaili adalah orang yang berpenyakit gondok. Informasi ini diperoleh dari Bapak Frans Laua berdasarkan informasi orang Kaili di sekitar jalan Towua.
  3. Nama Towua diambil dari sebuah pohon besar yang tumbuh di sekitar jalan Towua sekarang yang di bawah pohon tersebut terdapat mata air besar. Informasi ini berdasarkan pemberitahuan beberapa orang tua Kaili yang disampaikan kepada Ibu Deliana Mpatoki, S.E.
      Dari informasi-informasi yang ada kiranya dapat memperoleh gambaran mengenai arti nama Towua. Namun yang paling penting adalah, bahwa nama jalan tersebut sangat identik dengan nama sekolah dan identik dengan nama Bala Keselamatan. Masyarakat telah terbiasa menyebut dengan nama “BK Towua”.
Gereja Bala Keselamatan yang baru dibuka ini akan berlokasi di Jalan Towua No. 80 Palu, menggunakan auditorium yang ada dan menggunakan ruang-ruang kelas yang ada sebagai kelas-kelas sekolah Minggu dan kelas-kelas Pemahaman Alkitab.

AWAL TERBENTUK
      Terbentuknya gereja Pos Luar Towua ini, diawali dari sebuah Visi yang besar oleh Mayor Janneman Rudolf Usmany, M.Th, yang kemudian Visi tersebut dinyatakan dengan dibukanya pelayanan khusus anak-anak muda.
Hari Jumat bukan secara kebetulan, Mayor Usmany memanggil 7 orang mahasiswa sebagai pemikir awal untuk gerakan pemuda tersebut. Mereka adalah Yonathan Adisurya Kartodarsono (Yonas), Ratno Afrianto Harinei (Ratno), Dedi Agustino Harinei (Dedi), Elisabeth Levina (Vina), Nancy Sendow (Nancy), Ruth Frisca Panjaitan (Ruth), dan Noviani Lidya Mparesi (Novi). Dalam pembicaraan malam itu Mayor Usmany menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab untuk pengembangan gerakan pemuda tersebut kepada ke-7 orang pemikir awal tersebut. Mulai saat itulah ke-7 orang tersebut mencari teman-teman yang bisa bekerja sama untuk melayani Yesus Kristus Tuhan kita lewat pelayanan gerakan pemuda yang akan dibentuk.
Sampai saat ini pengurus dan pengerja gerakan pemuda sudah lebih dari 7 (tujuh) orang. Itu artinya gerakan ini diberkati oleh Tuhan. Gerakan ini bergerak di bidang pengajaran. Pengajaran Firman Tuhan menjadi fokus utama dalam pelayanannya. Dalam keyakinan iman TUHAN AKAN MEMBIAYAI PEKERJAAN-NYA SENDIRI.
Namun gerakan pemuda ini belum mempunyai nama. Nama apakah yang dipakai untuk gerakan ini?. Mari kita melihat sejarah terbentuknya nama gerakan ini yang merupakan awal mula pelayanan yang ada di Korps Towua.

SEJARAH GERAKAN "GALILEA YOUTH MINISTRY"
      Siang itu semua yang mengikuti rapat perdana sangat lelah karena kampus STT BK Palu baru saja selesai mengadakan acara wisuda. Dalam kondisi yang sangat kelelahan, rapat harus tetap dilaksanakan di tempat itu, di auditorium Sekolah Bala Keselamatan Palu untuk mencari nama yang paling tepat untuk gerakan ini. Mulailah para pengikut rapat mengusulkan nama “Apostolos”“Boanerges”, dll. Hasil rapat siang itu kembali diajukan untuk disetujui oleh Mayor Usmany yang sedang duduk menanti di ruangan Kantor Pengurus. Dan baru di sanalah, tidak secara kebetulan terbentuklah nama gerakan ini “Galilea”.
Galilea adalah nama suatu daerah di bagian Utara Palestina. Di tempat inilah semua kegiatan pelayanan Yesus dimulai. Dalam Perjanjian Baru Yesus seringkali mengunjungi daerah ini. Penduduk Galilea merupakan campuran dari orang Yahudi dan bukan orang Yahudi. Nama “Galilea” adalah ide dari saudari Novi.
Persekutuan yang mula-mula disebut gerakan ini kemudian disempurnakan namanya menjadi “Galilea Youth Ministry”. Dalam hal ini bukan semata-mata disebut “gerakan”, tetapi “PERSEKUTUAN PEMUDA GALILEA”. Bagaimana menjangkau jiwa-jiwa dalam persekutuan ini?. Kembali lagi tidak secara kebetulan, adanya persekutuan ini kemudian diumumkan di setiap unit Sekolah Bala Keselamatan, baik itu SMP, SMA, SMK maupun STT. Para siswa/mahasiswa yang tidak memiliki kegiatan apapun di hari Jumat malam diundang untuk mengikuti persekutuan ini. Ya, itu artinya, pelayanan ini dibuka untuk semua denominasi gereja yang ada. Tidak hanya pemuda dari gereja Bala Keselamatan.
Persekutuan ini dimulai dengan keyakinan iman kami bahwa dalam setiap persekutuan dan pelayanan akan mengikut sertakan Yesus di dalamnya. Yesus adalah satu-satunya dasar dari gerakan ini. Yesus akan selalu ada dalam gerakan ini.
Tepatnya tanggal 5 November 2010, ibadah perdana dimulai. Pada saat itu ibadah perdana dipimpin oleh Sdri. Nancy Sendow dan Agnes Tarro dan yang berkhotbah adalah Sdr. Yonathan Adisurya Kartodarsono. Sebuah hal yang tidak terduga sebelumnya karena ibadah perdana pada saat itu dihadiri oleh 89 anak-anak muda dari interdenominasi. Haleluyah!. Hingga saat ini seluruh anggota GYM yang tercatat berjumlah 250 jiwa, dengan rata-rata kehadiran 150-200 jiwa perminggu.

IBADAH UMUM KESUCIAN, TEBUSAN, PERSEKUTUAN KAUM PRIA (PKP) DAN PERSEKUTUAN KAUM WANITA (PKW)
      Pelayanan terus berkembang, tepatnya pada tanggal 16 Januari 2011 pelayanan ini dibuka dengan dimulainya ibadah kesucian perdana yang dihadiri 64 jiwa dan tebusan dihadiri 101 jiwa. Seminggu kemudian, yaitu pada tanggal 23 Januari 2011 merupakan peristiwa penting di mana pada saat itulah gereja ini diresmikan dengan status GEREJA BALA KESELAMATAN POS LUAR TOWUA, dengan Opsir Pemimpinnya adalah Mayor Janneman R. Usmany, M.Th., Opsir Pelaksana Kapten Merling Sandjo, S.Th., dan Pemimpin Pelayanan Wanita Ny. Kapten Nursabeth Sandjo. Berkenan yang hadir pada saat itu berjumlah 653 jiwa.
Enam bulan berjalan, pelayanan di Pos Luar Towua semakin berkembang baik secara kualitas (iman) dan kuantitas (jumlah), sehingga dipandang perlu untuk segera membuka pelayanan yang baru. Tepatnya tanggal 14 Juni 2011 ibadah PKW (Persekutuan Kaum Wanita) dimulai dan dihadiri oleh 78 orang Kaum Wanita. Pembicara dan yang memimpin ibadah pada saat itu adalah Mayor Ny. Widiawati Tampai selaku Pemimpin Pelayanan Wanita Divisi Palu Timur dan Ibu Deasy Christine Hohoy, S.Pd.K., selaku sekretaris dari persekutuan ini.
Tepat sebulan setelah dimulainya Persekutuan Kaum Wanita, bukanlah sesuatu hal yang kebetulan lagi di tanggal yang sama di bulan Juli, tepatnya tanggal 14 Juli 2011 dimulai jugalah ibadah PKP (Persekutuan Kaum Pria) dan dihadiri oleh 46 orang Kaum Pria. Pada saat itu yang membuka ibadah Persekutuan Kaum Pria adalah Komandan Divisi Palu Timur, Mayor Yusak Tampai dengan Bapak Denny Djuda sebagai ketua dan memimpin persekutuan ini.
Dalam perkembangan selanjutnya POS LUAR TOWUA dialihkan statusnya menjadi GEREJA BALA KESELAMATAN KORPS TOWUA PALU dalam kurun waktu yang terbilang cukup singkat. Pada saat masih berstatus Pos Luar, Gereja Bala Keselamatan Pos Luar Towua telah menthabiskan 42 Prajurit Dewasa dan 11 Prajurit Muda. Saat ini pun Pos Luar Towua sedang menyiapkan 39 calon Prajurit Dewasa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencapaian Visi Bala keselamatan ke depan yaitu penggandaan Prajurit dalam Bala Keselamatan.

Tuhan memberkati Bala Keselamatan di dunia!
Tuhan memberkati Bala Keselamatan di Indonesia!
Tuhan memberkati Gereja Bala Keselamatan Korps Towua!
Maju terus!
Haleluyah!




Senin, 17 Februari 2014

Latar Belakang Kisah Kehidupan Zakheus


Pembacaan Alkitab : Lukas 18:18-27, 19:1-10

Kata Yesus : “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”
Lukas 18:27

      Kisah kehidupan Zakheus sebenarnya dimulai dari percakapan Yesus dengan seorang pemimpin rohani Yahudi. Percakapan itu dimulai dengan pertanyaan yang sangat mendasar, “Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” lalu Yesus menjawab “engkau tentu mengetahui segala perintah Allah : Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu.” Mendengar hal itu pemimpin rohani ini sedikit lega, dalam benaknya “saya pasti memperoleh hidup yang kekal. Ia berkata kepada Yesus “semuanya itu telah kuturuti sejak masa musaku.” Ungkapan itu hendak menjelaskan bahwa pemimpin rohani ini sangat aktif dalam dunia pelayanan saat ia masih muda. Kemudian Yesus berkata kepadanya : “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kau lakukan : juallah segala yang kau miliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah aku.” Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus memandang dia dan berkata : “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dan mereka yang mendengar hal itu berkata : “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Kata Yesus : “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Kalimat Yesus ini sebenarnya menjadi jembatan penghubung antara kisah pemimpin rohani dengan Zakheus. Perhatikanlah tabel kesamaan dan perbedaan yang saya buat di bawah ini.

Pemimpin Rohani
Zakheus
Hidup sejaman dengan Yesus
Hidu sejaman dengan Yesus
Hidup di lingkungan Yahudi murni
Hidup di lingkungan Yahudi kawin campur
Menjumpai Yesus dengan pertanyaan
Menjumpai Yesus dengan usaha dan kerja keras
Seorang pemuda terpelajar Yahudi yang kaya
Seorang Yahudi yang kaya
Menyadari diri orang suci
Menyadari diri orang berdosa
Menerima Yesus dengan “kesombongan rohani”
Menerima Yesus dengan sukacita
Pulang dengan kesedihan
Makan bersama Yesus
Lebih mencintai harta dari pada Yesus
Lebih mencintai Yesus dari pada harta
The end
Menerima Yesus, bertobat, menunjukkan buah pertobatan, hidupnya dipulihkan
Bersedia di ubah dan berubah
      Mengapa pemimpin rohani ini gagal menerima kehidupan yang kekal? Bukankah ia seorang pelayan? Bukankah ia pernah menjadi guru sekolah Minggu? Bukankah ia rajin melakukan kegiatan kerohanian seperti : berpuasa, membaca Taurat (Alkitab), mengunjungi orang sakit, menjadi pelayan mimbar dan seorang pemimpin pujian. Lalu mengapa Zakheus berhasil mendapatkan kehidupan yang kekal itu? Bukankah ia seorang pengkhianat, seorang koruptor, tidak pernah melayani, hidupnya jauh dari hadapan Tuhan, sangat amat kotor bukan? Perlu direnungkan dimanakah posisi hidup kita saat ini, belajarlah dari latar belakang kehidupan Zakheus, yang hendak menjelaskan “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Amin, Soli Deo Gloria. (Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)




Minggu, 16 Februari 2014

Kekuatan Cinta

           Benarkah cinta kasih memiliki kekuatan? Wah, kita dapat menjawabnya masing-masing karena kita semua memiliki perasaan cinta kasih. Beberapa waktu yang lalu saya sering menyaksikan acara di layar TV tentang perjuangan hidup seseorang yang di landasi oleh cinta kasih kepada orang yang di sayanginya. Acara tersebut antara lain adalah ORANG PINGGIRAN, JIKA AKU MENJADI, AKU BANGGA. Kisah nyata kehidupan yang terkadang membuat kita meneteskan  air mata tentang seorang ayah berjuang sekuat tenaga walau keadaan  cacat fisik  namun berupaya mencari uang dengan bekerja memanjat kelapa, memecah batu, hanya untuk keluarganya. Seorang ibu bekerja keras membanting tulang sebagai tenaga serabutan dan pencari sayur yang tumbuh liar jauh dari tempat tinggalnya hanya untuk menghidupi suaminya yang sakit dan tak berdaya di rumah serta untuk anak-anaknya. Tak ketinggalan juga kisah tentang anak-anak yang rela hidup susah demi orang tuanya dengan pergi kesekolah tanpa uang jajan, jalan kaki  bahkan hanya makan supermie saja karena tidak mau membebani orang tua lalu pergi membawa keliling jualan es, gorengan tetangga untuk mendapatkan sedikit upah, mencari rumput untuk ternak tetangga dengan bayaran yang sedikit demi membantu orang tua. Semua karena ada cinta kasih!
          Beberapa hari yang lalu, hari kasih sayang sangat terasa walau sebenarnya kasih sayang itu tidak hanya di nyatakan pada Valentine day saja tetapi setiap saat . Tahun ini saya mengikuti ibadah bernuansa Valentine dalam golongan usia yang berbeda yakni di kalangan orang muda dan lansia. Dikalangan orang muda hal ini sudah biasa namun dalam kalangan lansia hal ini sungguh luar biasa. Kenapa demikian? Pertama, hal ini jarang di laksanakan untuk para lansia. Kedua, Kekuatan cinta kasih bukan hanya sampai pada batas usia muda melainkan KASIH TAK BERKESUDAHAN karena kasih Allah adalah kasih yang kekal untuk manusia. Itulah sebabnya suasana ibadah persekutuan Lansia  EL ROI spesial Valentine  sedikit berbeda dari biasanya walau tidak memakai balon pink tetapi sukacita melalui acara ibadah, kuis berhadiah dan  di tandai dengan kue coklat. Kelelahan saya sungguh tergantikan melihat para lansia  yang setia kepada Tuhan dan penuh sukacita beribadah serta menjalani hidupnya ,semoga  tahun depan kita akan melaksanakannya lebih heboh lagi!
             Heboh...itulah dampak dari kekuatan cinta kasih walau ada heboh yang bersifat negatif dan juga ada yang positif. Harapan kita semua adalah heboh secara positif untuk memuliakan nama Tuhan. Dikalangan anak muda, lebih dari dua jam kami merayakan acara tersebut dengan sangat meriah baik dekornya yang di dominasi warna pink, acara musik yang kompak dan seru, singer yang merdu, pemimpin acara yang menarik serta pembawa Firman Tuhan yang gaul dengan anak-anak muda menguraikan tentang tujuh pasangan yang terheboh versi Alkitab, di favoritkan adalah pasangan Yusuf dan Maria ibu Yesus Kristus . Tak ketinggalan juga pasangan yang hadir dan foto pasangan yang terheboh ala GYM yang menambah suasana bahagia di acara kasih sayang tersebut.  Sungguh indahnya hidup di dalam kasih karena kasih dapat mengubah segala-galanya, kejahatan atau kepahitan hidup akan di ubah menjadi yang lebih baik.  Alangkah indahnya cinta kasih!
         Masih banyak  manusia tidak menghargai anugerah Allah itu sehingga pertengkaran, perselisihan bahkan sampai pada pembunuhan terjadi oleh karena tidak lagi mendasari  hidup dengan cinta kasih. Bahkan orang tua sendiri tega membuat anaknya menderita, membunuh darah dagingnya sendiri dan sebaliknya anak membunuh orang tuanya dan sebagainya. Semuanya karena tidak ada  cinta kasih! Sehingga tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi dan menjalani segala keadaan hidup yang sulit. Milikikah cinta kasih, sebab cinta memiliki kekuatan. Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya ( Kidung Agung 8:7a ). Kekuatan kasih sampai pada kekekalan dan lainnya akan berhenti, berakhir bahkan lenyap. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap ( I Korintus 13:8 ). Kekuatan cinta dapat membuat kita bersabar, murah hati, tidak cemburu. Tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri , tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, bersikap adil dan benar,  menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengarapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu ( I Korintus 13:6-7 ). Jadi, milikilah kekuatan cinta kasih itu! (Mayor Merling Sandjo, S.Th. - Opsir Pemimpin Korps Towua)


Sabtu, 15 Februari 2014

Siapakah Orang Berdosa?

Pembacaan Alkitab Lukas 19:1-10
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersunggut-sunggut, katanya : "Ia menumpang di rumah orang berdosa." (Ayat 7)

      Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kisah Zakheus yang dicatat oleh injil Lukas. Hari-hari kemarin kita telah mempelajari tentang Yesus yang menuai satu jiwa yaitu Zakheus, Yesus yang menatap Zakheus dengan penuh kasih, Yesus yang menyapa nama Zakheus dengan lembut, lalu kita juga sudah mempelajari cara kerja Yesus dan tiga respon Zakheus. Kesempatan kita akan belajar tentang siapakah orang berdosa, bertitik tolak dari kisah Zakheus.

      Siapakah orang berdosa? Menurut hemat Rasul Paulus "....semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Roma 3:23. Apa yang Paulus kemukakan tersebut, dikemudian hari menjadi dogma (ajaran) gereja. Secara khusus warga gereja Bala Keselamatan mengaku "bahwa nenek moyang kita yang pertama diciptakan Allah dalam keadaan yang tidak berdosa, tetapi karena melanggar perintah Allah, mereka kehilangan kesucian dan kebahagiaan mereka; dan bahwa kejatuhan mereka menyebabkan semua manusia juga jadi berdosa, rusak sama sekali batinnya dan oleh karena itu patut kena murka Allah." Sekilas mempelajari konteks munculnya ajaran tentang keberdosaan manusia, sebenarnya diawali dari situasi masyarakat dimana ada sekelompok orang yang menganggap dirinya paling suci, paling mulia, tanpa cacat cela. Kondisi-kondisi inilah yang melatar belakangi ajaran atau dogma semua manusia berdosa.

      Sewaktu Yesus melayani, orang-orang "suci" tersebut juga turut mewarnai pelayanan-Nya. Mereka adalah tokoh agama Yahudi, ahli Taurat dan Farisi. Mereka seolah-olah membenci dosa tetapi sebenarnya mereka sedang "bertopeng" dalam keberdosaannya. Dalam situasi seperti ini, Yesus hadir membawa terobosan baru, Yesus membenci dosa tetapi mengasihi pribadi yang berdosa. Zakheus adalah orangnya. Yesus membenci dosanya, tetapi mengasihi Zakhesus yang sedang terperangkap dalam dosa. Yesus menjumpai Zakheus "tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya : Ia menumpang dirumah orang berdosa." Orang-orang itu adalah tokoh agama Yahudi, ahli Taurat dan Farisi bukan orang berdosa? Ya, saya sepakat dengan anda, mereka juga orang berdosa. Zakheus terjebak dalam dunia dosanya dan para tokoh agama Yahudi, ahli Taurat dan Farisi juga terjebak dalam dunia dosa akibat kesombongan rohani yang mereka tidak sadari.

      Bukankah masyarakat gereja sekarang juga seperti itu. Ada pribadi dalam gereja yang merasa diri suci nan mulia, lalu ada juga yang tidak menyadari kalau ia sedang terperangkap dalam dosa, ia sedang "tertidur" dalam zona nyaman dosanya. Lalu saya bertanya siapakah orang berdosa? Tentunya saya dan saudara sekalian. Semua manusia. Syukurlah Yesus datang, Ia datang untuk mengasihi kita, tetapi membenci semua dosa kita. Selesai. Sudah selesai. Amin! (Ratno Afrianto Harinei, S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)




Jumat, 14 Februari 2014

usaha ke 3 "Memilih Pohon"

 Pembacaan Alkitab Lukas 19:1-10
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat disitu (Ayat 4)
      Adakah diantara pembaca berpikir mengapa saya menulis kata usaha dibagian judul dengan menggunakan huruf kecil. Jika ada, biarkan saya menjelaskan maksud saya. Dalam hemat saya, usaha manusia tidak akan bernilai apa-apa jika Tuhan tidak bekerja dibalik usaha itu. Coba bayangkan apa jadinya hidupnya Zakheus kalau Yesus tidak ke kota Yerikho? Tentu semasa hidupnya ia akan menjadi orang yang dibenci oleh bangsanya sendiri. Bisa dipastikan jika ia meninggal maka orang-orang Yahudi tidak akan datang ke ibadah penghiburannya. Namun hidup Zakheus menjadi berbeda saat Yesus datang ke kotanya. 

      Kedatangan Yesus membuat Zakheus melakukan tindakan-tindakan yang saya sering sebut sebagai tindakan "aneh". Zakheus adalah seorang pejabat dan orang yang paling kaya di kota Yerikho, tetapi statusnya sebagai pejabat dan orang kaya ia lupakan demi berjumpa dengan Yesus. Ingin berjumpa dengan Yesus adalah alasan utama Zakheus melakukan tindakan-tindakan "aneh" itu. Dua usaha atau tindakan Zakheus sudah saya bahas direnungan sebelumnya, sekarang kita akan membahas usaha ketiga Zakheus yaitu usaha memilih pohon.
      Lukas mencatat bahwa nama pohon itu adalah pohon ara, apa yang spesial dari usaha Zakheus memilih pohon ara tersebut? Saat Zakheus berlari mendahului orang banyak, saat itulah pikirannya mulai berjalan.

  1. Pohon ara yang Zakheus  akan panjat haruslah pohon yang mudah dijangkau mengingat ia berbadan pendek.
  2. Pohon ara yang Zakheus akan panjat harus dipastikan tidak bersemut ganas meningat jarak Yesus dan pohon itu masih berjauhan. Karena jika pohon itu bersemut maka dapat dipastikan Zakheus tidak bisa berlama-lama menunggu di atasnya.
  3. Pohon ara yang Zakheus akan panjat haruslah diperkirakan dengan baik. Perkiraan ini harus disesuaikan dengan arah perjalanan Yesus. Pohon itu harus tepat dimana Yesus akan lewat.
      Tiga hal inilah yang mungkin ada dipikiran Zakheus saat ia berlari. Lalu sampailah Zakheus di pohon itu. Zakheus memutuskan untuk memanjatnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya jelaskan diatas. Namun adakah fungsi usaha Zakheus dengan memilih memanjat pohon ara, jika Yesus tidak lewat di bawah pohon itu? Tentunya usaha itu akan menjadi sia-sia. Apa yang kita pelajari dari usaha Zakheus memilih pohon ara? Saya membaginya menjadi tiga hal penting, yaitu :
  1. Manusia berusaha tetapi Tuhan yang membuatnya berhasil
  2. Manusia yang berusaha adalah manusia yang menunggu Tuhan untuk membuatnya berhasil.
  3. Usaha mencari Yesus harus dibuktikan dengan tindakan nyata bukan dengan kalimat-kalimat hampa yang berbau teologis.
      Ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari usaha Zakheus saat "Memilih Pohon". Mudah-mudahan anda mengerti? (Ratno Afrianto Harinei, S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)




Kamis, 13 Februari 2014

Cara Kerja Yesus dan Tiga usaha Zakheus


Pembacaan Alkitab Lukas 19:1-10

Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. (Ayat 3 & 4)

Jika dicermati dengan baik, maka sebenarnya kisah Zakheus sedang memperlihatkan cara kerja Yesus yang begitu sempurna. Coba perhatikan, di awali dari inisiatif Yesus yang ingin mengunjungi kota Yerikho, lalu berjalan terus melintasi kota itu. Mengapa berjalan terus? Mengapa Yesus tidak berhenti sejenak? Mengapa harus melintasi kota Yerikho? Apakah karena tidak ada tempat berhenti? Bukankah perjalanan itu cukup melelahkan? Sekali lagi inilah cara kerja Yesus yang begitu sempuna. Yesus mengetahui kapan dan dimana Ia harus berhenti. Tertulis “Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Kalimat “ketika Yesus sampai ketempat itu” membuat saya merenung dan bertanya dalam hati. Apakah perjalan ke Yerikho dan perjumpaan Yesus dengan Zakheus hanya kebetulan atau sudah masuk dalam buku agenda pelayanan harian Yesus? Inilah cara kerja Yesus yang sempurna. Perjumpaan-Nya dengan Zakheus sudah masuk dalam bingkai rencana-Nya.
Bagaimana dengan usaha Zakheus? Mari kita melihat usaha Zakheus. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Apakah usaha ini juga masuk dalam bingkai rencana Yesus? Tanpa rasa ragu saya berkata iya. Pertama: Rasa ingin melihat Yesus, kedua: berlari mendahului orang banyak. Siapakah yang membuat rasa itu muncul? Bukankah hanya Tuhan yang mampu mengerjakan hal itu? Sampai disini kita akan mengerti mengenai konsep Tuhan yang terlebih dahulu mencari manusia terhilang. Tetapi bagaimana kalau Zakheus tidak berusaha berlari? Apakah Ia tetap berjumpa dengan Yesus? Pendapat saya adalah manusia mencari Tuhan sampai Tuhan menemukan manusia dalam pencariaan-Nya. Jadi carilah Tuhan sampai ia menemukanmu. Tuhan Yesus akan selalu mencari, misi-Nya adalah “……datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Misi ini terus dikumandangkan, namun sayangnya pengikut Yesus di zaman ini sering melupakan misi mulia ini. Mari mencari jiwa bersama Yesus. Di zaman lalu, Yesus telah bekerja mencari jiwa yang terhilang, lalu jiwa yang hilang bernama Zakheus itu berusaha, dan berlari. Lalu Yesus menemukannya. Itulah titik perjumpaan antara “Cara Kerja Yesus dan TIGA usaha ZAKHEUS”. Apakah saudara-saudara yang membaca renungan ini merasa ada yang kurang? Saya juga merasakan itu. Sebab judul dari renungan ini adalah “Cara Kerja Yesus dan TIGA usaha ZAKHEUS” cobalah cermati kembali, saya hanya membahas dua usaha Zakheus. Dimana usaha yang  ke tiga Zakheus? Penasaran? Ya itu salah satu tujuan saya. Maafkan saya, sebab usaha ke tiga  Zakheus masih tertulis dipikiran saya. Mau baca? Tenang saja saya sudah tuliskan  di renungan selanjutnya. Selamat membaca ya. Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)




Rabu, 12 Februari 2014

My Name is Zakheus


Pembacaan Alkitab : Lukas 19:1-10
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (Ayat 5)
       
      Tidak semua orang mengetahui arti dan latar belakang namanya. Saat mengajar di kelas remaja saya sering bertanya kepada anak-anak remaja, "adakah yang mau menjelaskan arti namanya?" dari 30-an anak remaja hanya ada beberapa yang mengetahui arti namnya dan latar belakang pemberian nama tersebut. bagaimana jika pertanyaan itu di ajukan kepada saya, oh tenang saja dalam hal ini saya ahlinya. jadi biarkan saya sombong sejenak ya? Maafkan saya tetapi kenyataannya memang saya ahli dalam hal ini. Jadi biarkan saya sombong sejenak ya? Begini ceritanya, saya tidak hanya mengetahui arti dan latar belakang nama saya tetapi juga mengetahui arti dan latar belakang nama kakak saya, ibu saya, ayah saya, beberapa teman SMA saya dan beberapa teman pelayanan orang muda Gereja Bala Keselamatan Korps Towua, bahkan arti nama hamba-Nya Janneman R. Usmany, M.Th saya masih ingat. Mau bukti? Setelah membaca renungan ini boleh datangi saya, biar saya jelaskan semuanya. Tetapi saya bersyukur yang membaca renungan ini sudah mulai percaya dengan keahlian saya dalam bidang ini. Makanya saya tidak berlama-lama membahas arti nama-nama diatas. saya langsung saja ke pembahasan kita yaitu, "My Name is Zhakeus"

      Nama saya adalah Zakheus. Drs. J.J. de Heer dalam bukunya yang berjudul "nama-nama pribadi dalam Alkitab"  menjelaskan arti dari nama Zakheus yang adalah YANG SUCI. Apakah yang terjadi dengan kehidupan Zakheus? Ternyata arti namanya tidak sesuai dengan jalan kehidupannya. Saya dapat membayangkan bagaimana Zakheus hidup tertekan sejak masa kecilnya, ia lahir ditengah-tengah bangsa yang berbadan besar dan tinggi. Tetapi sayangnya Zakheus berbadan pendek. Mungkin sejak kecil ia tidak dipanggil Zakheus , tetapi dipanggil si pendek atau mungkin panggilan hinaan lainnya, akar pahit itu terbawa sampai Zakheus menjadi dewasa. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa ia bekerja untuk bangsa Romawi (bangsa yang saat itu menjajah bangsa Yahudi bangsanya sendiri), ia bekerja sebagai kepala pemungut cukai, ia memeras bangsanya sendiri, melakukan tindakan korupsi untuk menyembuhkan akar pahitnya, apakah sembuh? Sepertinya akar pahit itu semakin menjadi-jadi, karena bangsanya justru semakin membencinya. Julukan si pendek kini bertambah menjadi si pendek dan orang berdosa. Sudah pendek, jelek, berdosa lagi. Pahit, sangat amat pahit yang ia rasakan, kondisi yang sulit untuk disembuhkan. Kondisi maju kena mundur kena, dilema besar melanda hidupnya. Maju dibenci, mundur ditolak. Apa yang harus ia lakukan? Dalam ayat 4 tertulis "Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ". Mungkin saat memanjat pohon itu ia sudah lupa namanya, mungkin ia juga sudah lupa arti namanya YANG SUCI, sebab yang ia dengar selama ini adalah ia orang pendek, ia penipu, ia koruptor, ia orang berdosa. Hampir tidak dapat dipercayai, di atas pohon ituia mendengar namnya dipanggil lagi. SEtelah bertahun-tahun lamanya nama itu hilang kini kembali disapa oleh Yesus "Zakheus" = "YANG SUCI". Yesus memulihkannya, Yesus mengangkat akar pahitnya, dengan apa? Dengan memanggil nama. Akar pahit akan dipulihkan leh Yesus. Yesus akan mengerjakan itu untukmu, Yesus akan memanggil nama-mu. Tetapi jika anda melupakan siapa nama anda jawablah "My Name is Zakheus". (Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)