Peduli
Pentingkah kepedulian?
Bagaimana kalau diantara manusia tidak ada kepedulian? Tentunya hubungan
manusia tidak akan harmonis sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lainnya. Saat ini pemberitaan di TV marak dengan berita jatuhnya pesawat
Malaysia Airlines MHA370 yang sampai sekarang ini belum ditemukan dengan
membawa ratusan penumpang dari beberapa negara termasuk 12 orang warga negara Indonesia.
Penumpangnya kebanyakan warga negara China kurang lebih berjumlah 250 orang. Pemerintah
dan pihak keluarga korban asal China merasa kecewa bahkan kesal dengan sikap
pemerintah Malaysia dan pihak penerbangannya yang terkesan tertutup dalam hal
informasi tentang jatuhnya pesawat tersebut. Mereka merasa tidak dipedulikan,
kesedihan, kesedihan yang mendalam yang mereka rasakan dengan belum memberi bantuan
sosial bagi keluarga korban serta memikirkan nasib keluarga mereka yang belum
diketahui keberadaannya sampai sekarang ini. Keadaan tersebut menggugah hati
banyak orang atau banyak negara untuk ikut terlibat dalam pencarian pesawat
yang hilang termasuk Indonesia baik melalui kapal laut maupun pesawat untuk
memantau tempat tempat yang diperkirakan menjadi tempat jatuhnya pesawat
tersebut. Kejadian ini lebih banyak melibatkan negara-negara dalam proses
pencarian. Semuanya merasa peduli!!
Kita juga
melihat dilayar kaca atau TV adanya informasi peduli sesama dengan sebutan “DOMPET
PEDULI” untuk membantu merekay ng hidup dalam kesusahan baik itu korban
bencana alam maupun mereka yang menderita sakit berat yang tidak dapat
membiayai pengobatannya. Begitu banyak korban bencana alam mengalami stres
karena mereka harus meninggalkan bahkan kehilangan harta bendanya. Sungguh mengharukan
kala petugas sosial pemerintah atau swasta termasuk pihak gereja yang datang
mengunjungi mereka dengan pelayanan pastoral konseling untuk memulihkan trauma
bahkan terhibur saat mendapatkan bantuan kasih walau hanya sebatas bahan
makanan dan pakaian bekas sekalipun. Mengunjungi orang sakit, melawat mereka
yang berduka adalah bagian kepedulian yang terus dilaksanakan sebagai wujud
kasih yang harus dinyatakan kepada orang lain yang mengalami kesusahan.
Akhir-akhir
ini saya cukup terharu dengan kepedulian yang kita tunjukkan dalam pelayanan
mulai dari pelayanan anak-anak sampai pelayanan lansia dapat dilaksanakan
dengan penuh semangat dan sukacita. Bahkan dalam melakukan pelayanan tanpa
mengenal waktu, pengerja orang muda sebagai tiang geraja melakukan hal-hal yang
tidak sempat kami lakukan, mengunjungi yang sakit baik secara kelompok maupun
sendiri untuk menyatakan kepeduliannya bagi sesama yang harus dilayani. Beberapa
hari yang lalu seorang anak prajurit muda menangis bahkan memberontak karena
tidak ditunggu kedatangannya untuk memimpin acara ibadah karena lambat datang
akibat bermain dan lupa waktu. Keinginan-keinginan yang besar untuk mau
berkarya bagi Tuhan sebagai wujud peduli atas pelayanan Tuhan.
Teringat
Dengan kepedulian Tuhan Yesus, saat melihat banyak orang untuk dilayani, Ia
memanggil orang-orang untuk menjadi murid-murid-Nya untuk dijadikan sebagai
penangkap jiwa. Kepedulian para murid menjadi sukacita besar bagi Tuhan yang
rela mempersembahkan waktu, tenaga, bakat, harta dan seluruh kehidupannya jadi
alat kemuliaan nama-Nya. Banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan kepedulian baik
mereka yang sakit secara rohani, bahkan secara jasmani sangat membutuhkan
sentuhan kasih untuk memenuhi segala kerinduan atau kebutuhan hidup mereka. Tuhan
Yesus sendiri menyadari bahwa Ia tidak dapat bekerja sendiri untuk mewujudkan
kepedulian-Nya, itulah sebabnya Ia memanggil orang-orang pilihan-Nya untuk
menjadi alat-Nya dalam pelayanan kemanusiaan dan rohani. Walau banyak yang
mundur karena tidak sanggup untuk melayani, bahkan dalam kelompok inti yang
terdiri 12 orang pun ada yang menghianati-Nya, namun karya-Nya bersama orang
pilihan-Nya dapat melanjutkan pelayanan tersebut dengan baik hingga kini berita
tentang kerajaan Allah terus dikumandangkan sampai kepelosok dunia. Tuhan Yesus
mengajarkan arti kepedulian bagi kita bahkan menunjukkan teladan-Nya bagi kita
hingga menjadikan-Nya sebagai tokoh besar disepanjang masa karena
kepedulian-Nya bagi keselamatan kekal jiwa kita umat yang dikasihi-Nya dengan
menyerahkan hidup-Nya untuk menjadi korban keselamatan dengan rela menanggung
penderitaan sampai mati di kayu salib sebagai puncak karya agung-Nya untuk
menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan baik oleh bapa-Nya. Tuhan peduli dan
mengatakannya “Tetapi Aku berkata kepadamu : Lihatlah sekelilingmu dan
pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang
juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang
kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita” (Yohanes 4:35,36). Kepedulian
akan mendatangkan sukacita, maukah kita melakukannya? (Mayor Merling Sandjo, S.Th.)
0 komentar:
Posting Komentar