Senin, 24 Maret 2014

Peduli

Pentingkah kepedulian? Bagaimana kalau diantara manusia tidak ada kepedulian? Tentunya hubungan manusia tidak akan harmonis sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Saat ini pemberitaan di TV marak dengan berita jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MHA370 yang sampai sekarang ini belum ditemukan dengan membawa ratusan penumpang dari beberapa negara termasuk 12 orang warga negara Indonesia. Penumpangnya kebanyakan warga negara China kurang lebih berjumlah 250 orang. Pemerintah dan pihak keluarga korban asal China merasa kecewa bahkan kesal dengan sikap pemerintah Malaysia dan pihak penerbangannya yang terkesan tertutup dalam hal informasi tentang jatuhnya pesawat tersebut. Mereka merasa tidak dipedulikan, kesedihan, kesedihan yang mendalam yang mereka rasakan dengan belum memberi bantuan sosial bagi keluarga korban serta memikirkan nasib keluarga mereka yang belum diketahui keberadaannya sampai sekarang ini. Keadaan tersebut menggugah hati banyak orang atau banyak negara untuk ikut terlibat dalam pencarian pesawat yang hilang termasuk Indonesia baik melalui kapal laut maupun pesawat untuk memantau tempat tempat yang diperkirakan menjadi tempat jatuhnya pesawat tersebut. Kejadian ini lebih banyak melibatkan negara-negara dalam proses pencarian. Semuanya merasa peduli!!
Kita juga melihat dilayar kaca atau TV adanya informasi peduli sesama dengan sebutan “DOMPET PEDULI” untuk membantu merekay ng hidup dalam kesusahan baik itu korban bencana alam maupun mereka yang menderita sakit berat yang tidak dapat membiayai pengobatannya. Begitu banyak korban bencana alam mengalami stres karena mereka harus meninggalkan bahkan kehilangan harta bendanya. Sungguh mengharukan kala petugas sosial pemerintah atau swasta termasuk pihak gereja yang datang mengunjungi mereka dengan pelayanan pastoral konseling untuk memulihkan trauma bahkan terhibur saat mendapatkan bantuan kasih walau hanya sebatas bahan makanan dan pakaian bekas sekalipun. Mengunjungi orang sakit, melawat mereka yang berduka adalah bagian kepedulian yang terus dilaksanakan sebagai wujud kasih yang harus dinyatakan kepada orang lain yang mengalami kesusahan.
Akhir-akhir ini saya cukup terharu dengan kepedulian yang kita tunjukkan dalam pelayanan mulai dari pelayanan anak-anak sampai pelayanan lansia dapat dilaksanakan dengan penuh semangat dan sukacita. Bahkan dalam melakukan pelayanan tanpa mengenal waktu, pengerja orang muda sebagai tiang geraja melakukan hal-hal yang tidak sempat kami lakukan, mengunjungi yang sakit baik secara kelompok maupun sendiri untuk menyatakan kepeduliannya bagi sesama yang harus dilayani. Beberapa hari yang lalu seorang anak prajurit muda menangis bahkan memberontak karena tidak ditunggu kedatangannya untuk memimpin acara ibadah karena lambat datang akibat bermain dan lupa waktu. Keinginan-keinginan yang besar untuk mau berkarya bagi Tuhan sebagai wujud peduli atas pelayanan Tuhan.
Teringat Dengan kepedulian Tuhan Yesus, saat melihat banyak orang untuk dilayani, Ia memanggil orang-orang untuk menjadi murid-murid-Nya untuk dijadikan sebagai penangkap jiwa. Kepedulian para murid menjadi sukacita besar bagi Tuhan yang rela mempersembahkan waktu, tenaga, bakat, harta dan seluruh kehidupannya jadi alat kemuliaan nama-Nya. Banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan kepedulian baik mereka yang sakit secara rohani, bahkan secara jasmani sangat membutuhkan sentuhan kasih untuk memenuhi segala kerinduan atau kebutuhan hidup mereka. Tuhan Yesus sendiri menyadari bahwa Ia tidak dapat bekerja sendiri untuk mewujudkan kepedulian-Nya, itulah sebabnya Ia memanggil orang-orang pilihan-Nya untuk menjadi alat-Nya dalam pelayanan kemanusiaan dan rohani. Walau banyak yang mundur karena tidak sanggup untuk melayani, bahkan dalam kelompok inti yang terdiri 12 orang pun ada yang menghianati-Nya, namun karya-Nya bersama orang pilihan-Nya dapat melanjutkan pelayanan tersebut dengan baik hingga kini berita tentang kerajaan Allah terus dikumandangkan sampai kepelosok dunia. Tuhan Yesus mengajarkan arti kepedulian bagi kita bahkan menunjukkan teladan-Nya bagi kita hingga menjadikan-Nya sebagai tokoh besar disepanjang masa karena kepedulian-Nya bagi keselamatan kekal jiwa kita umat yang dikasihi-Nya dengan menyerahkan hidup-Nya untuk menjadi korban keselamatan dengan rela menanggung penderitaan sampai mati di kayu salib sebagai puncak karya agung-Nya untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan baik oleh bapa-Nya. Tuhan peduli dan mengatakannya “Tetapi Aku berkata kepadamu : Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita” (Yohanes 4:35,36). Kepedulian akan mendatangkan sukacita, maukah kita melakukannya? (Mayor Merling Sandjo, S.Th.)




0 komentar: