Dapur Buletin LOH
Lalu TUHAN menjawab aku, demikian : "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya." Habakuk 2:2
Para pembaca LOH yang setia terimalah salam hangat dari saya. Haleluya, terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus, yang selalu memberikan hikmat dalam bentuk ide-ide yang cemerlang sehingga hari ini buletin LOH Gereja Bala Keselamatan Korps Towua memasuki edisi ke 161. Buletin ini sudah memberkati banyak orang. Tulisan saya kali ini ingin mengajak para pembaca untuk memikirkan apa yang saya pikirkan dalam bentuk pertanyaan.
Apakah yang terjadi seandainya buletin LOH tidak ada? Pernahkah para pembaca LOH berpikir seandainya gereja kita tidak menerbitkan LOH? Saya membayangkan demikian : tentunya seusai ibadah kita akan berlama-lama mendengarkan pengumumang tentang pelayanan dan tentang keuangan Gereja, sangat amat repot dan membosankan bukan? Untung ada LOH.
Apakah pembaca LOH sudah tahu kalau ada Gereja Bala Keselamatan lainnya yang sudah mencontohi buletin LOH? Apakah para pembaca LOH sudah tahu kalau LOH juga dibaca dan menjadi berkat bagi anggota Gereja Bala Keselamatan yang lainnya dan non BK? Luar biasa bukan. Allah telah memberikan ilham kepada hamba-Nya Mayor Janneman R. Usmany, M.Th. sebagai pencetus lahirnya buletin LOH, Allah juga sudah memberikan ilham bagi para penulis untuk menulis dalam bahasa sederhana hal-hal yang dikehendaki Allah. Jadi, LOH memang berisi tulisan-tulisan manusia, namun tulisan-tulisan itu ditulis dalam tuntunan Allah. Itulah sebabnya kita patut bersyukur kepada Allah untuk buletin LOH yang kita miliki sekarang ini.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah para pembaca LOH tahu bagaimana kondisi dapur buletin LOH? Biar saya beri tahu, apa yang saya tahu, agar para pembaca LOH ketahui. Para pekerja di dapur buletin LOH selalu bekerja keras saat hari Sabtu tiba, kerja keras itu semakin menggelisahkan jika listrik padam alias mati lampu. Lalu para penulis LOH dari Refleksi, renungan harian sampai artikel sepanjang minggu mereka harus berpikir seolah-olah ada pertanyaan mendesak yang muncul dibenak mereka "apalagi yang harus saya tulis", setelah menulis, tulisan mereka dimasukkan kedapur LOH untuk diolah. Maka mulailah dapur buletin LOH bekerja keras, mengisi data keuangan, mengedit bagian-bagian tulisan yang perlu diedit. Lalu setelah 3 bulan cover LOH harus diganti lagi, inilah pekerjaan yang cukup sulit dan rumit, para pekerja di dapur buletin LOH mulai memikirkan bagaimana membuat cover yang lebih menarik lagi. Semuanya butuh kerja keras bukan? Tetapi lihatlah seringkali para pembaca LOH meninggalkan LOH ditempat duduknyaseusai ibadah. Saya selali mengumpulkannya kembali. Mungkin mereka belum sadar bahwa LOH "Penting dan Berguna". Akhirnya, saya mengucapkan selamat untuk semua yang bekerja dibelakang layar, untuk mereka yang berada di dapur buletin LOH. (Ratno Afrianto Harinei,S.Th. - Ketua Galilea Youth Ministry)