Kamis, 06 Maret 2014

Ingin Tahu atau Berbelas Kasih?

Pembacaan Alkitab : Yohanes 9:1-12
“Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya : “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” (Ayat 2)

      Mengapa ketika kita mendengar tentang seseorang yang sedang menderita, kita lebih tertarik pada hal-hal seperti apa yang terjadi, mengapa, kapan dan dimana kejadiannya dari pada tentang bagaimana caranya kita dapat menolong dirinya?

      Waktu para murid melewati seorang pengemis buta, keingintahuan mereka tentang mengapa pengemis itu menderita melebihi keinginan mereka untuk memberi pertolongan. “Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” tanya mereka. Pertanyaan mereka kepada Tuhan Yesus itu menunjukkan bahwa jalan pikiran mereka sangat jauh berbeda dengan hati sang Tuan. Bahkan sebenarnya, dalam pertanyaan mereka ini tersembunyi niat menghakimi atau keinginan untuk mengetahui siapa yang akan disalahkan dan seolah-olah hal itu akan membuat semua pihak merasa lebih baik.

     Bersyukurlah karena Tuhan Yesus memberi teladan berupa tanggapan yang penuh belas kasih. Bukannya berspekulasi dan menyalahkan, Dia justru mengerahkan kemampuan-Nya untuk menolong yang dalam kesempatan itu berarti memberi orang itu kesembuhan total. Dia pun dengan jelas menyatakan bahwa kebutaan orang itu dimaksudkan untuk menyediakan kesempatan bagi Allah untuk dipermuliakan melalui jalan belas kasih dari Tuhan Yesus.


   Merasa ingin tahu tentang masalah seseorang? Beralihlah kepada cara Tuhan Yesus dan arahkanlah perasaan kita yang sekedar penasaran menjadi keinginan untuk mengetahui apa yang dibutuhkannya. Jangkaulah dan rasakanlah penderitaan seseorang. Tunjukanlah kasih Yesus yang penuh belas kasih melalui tindakan nyata. Jadi, apakah kita ingin seperti Yesus? Gantilah rasa ingin tahu kita dengan belas kasih terhadap seseorang. (Mayor Merling Sandjo, S.Th. – Opsir Pemimpin)




0 komentar: